Hadits Ke 8: Renungi Keindahan Kecil di Dalam Hidup

Posted on

Siang ini, mari kita membahas hadits ke 8 yang mengajarkan kita untuk merenungi keindahan kecil yang ada di dalam hidup kita. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Renungkanlah nikmat-nikmat Allah yang ada di sekelilingmu, dan janganlah terpaku pada apa yang kau anggap kurang.”

Dalam kehidupan sehari-hari yang seringkali penuh dengan masalah dan tekanan, menjadi mudah bagi kita untuk terjebak dalam anggapan bahwa segala sesuatu tidak cukup baik atau kurang memuaskan. Entah itu dalam hal materi, hubungan sosial, atau prestasi diri, seringkali kita mengabaikan keindahan kecil yang ada di sekitar kita.

Mungkin saja, kita merasa tidak puas dengan pekerjaan kita yang saat ini. Namun, hadits ini mengajarkan kita untuk melihat sisi baiknya, seperti penghasilan yang memadai untuk bertahan hidup, rekan kerja yang mendukung, atau kesempatan untuk belajar dan berkembang. Semua itu adalah nikmat kecil yang seringkali terlupakan.

Terkadang, kita juga terlalu fokus pada apa yang orang lain miliki, dan merasa kurang beruntung. Hadits ini mengingatkan kita untuk tidak membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain, melainkan untuk bersyukur dengan segala yang telah diberikan Allah pada kita. Jangan sampai keunggulan orang lain mengaburkan kelebihan kita sendiri.

Adakah saat-saat di mana kita merasa sulit bersyukur? Mungkin saat kamu sedang berjuang dengan keterbatasan fisik atau kesehatan yang kamu miliki. Hadits ini mengajarkan kita untuk tetap melihat sisi positifnya. Misalnya, mungkin kita memiliki keterbatasan fisik, tapi kita memiliki jiwa yang kuat dan semangat hidup yang tinggi. Itu adalah keindahan kecil yang tak ternilai.

Ketika segala sesuatu tidak berjalan sesuai rencana, hadits ini mengingatkan kita untuk tidak patah semangat. Ada baiknya kita melihat sisi positif dari setiap kegagalan — pelajaran berharga yang bisa kita ambil, kesempatan untuk lebih sabar dan kuat, atau bahkan momen untuk merencanakan ulang dan berinovasi.

Bahkan di tengah-tengah krisis dan kesulitan, hadits ini mengajarkan kita untuk mencari keindahan kecil yang tetap ada di sekitar kita. Mungkin itu adalah senyum anak kecil di tengah bencana alam, kebersamaan keluarga yang semakin erat, atau kekuatan semangat persaudaraan yang muncul dalam komunitas kita.

Jadi, mari berhenti sejenak dan renungkan keindahan kecil yang tersembunyi di dalam hidup kita. Jangan biarkan masalah dan kekecewaan mengaburkan pandangan kita terhadap nikmat-nikmat kecil yang diberikan Allah. Mari bersyukur atas apa yang telah kita miliki, dan menghargai segala bentuk keindahan yang ada di sekeliling kita.

Apa Itu Hadits ke 8?

Hadits ke 8 merujuk pada salah satu hadits yang dicatat oleh para ulama hadits. Hadits ini memiliki makna dan pengajarannya yang penting dalam kehidupan sehari-hari umat Muslim. Dalam hadits ke 8 ini, terdapat pesan yang sangat relevan dan dapat dijadikan pedoman bagi umat Muslim untuk menjalani kehidupan yang lebih baik.

Penjelasan Hadits ke 8

Hadits ke 8 berasal dari koleksi hadits sahih yang dikumpulkan oleh Imam Bukhari. Hadits ini disampaikan oleh Imam An-Nawawi dan menyampaikan pesan penting yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada umatnya. Penjelasan hadits ke 8 adalah sebagai berikut:

Hadits ke 8:

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW: “Hatilah di antara engkau (umat) yang pertama kali dicekam oleh kemerosotan (harta) dunia, sebab para kompanionku dahulu. Lalu mereka menaburkan (di) antaramereka sengketa. Niscaya sengketa itu menelan mereka. Mereka tidaklah sengketa itu menelan mereka, kecuali senantiasa mengingat dan menghafal sejumlah nailai moneratalah (yakni… al-Miqdad) bn al-Aswad. Maka tidaklah aku melihatnya (di) dakwah utama, melainkan bang-kit oleh pemikiran bagi mengalami kehancuran dunia dan dihadapkan kepada kehancuran yang serius. Padahal kita telah memilih (dari) generasi ini.” Maka kata Jabir bn Abdullah: Yang dimaksud oleh hadits tsb. ialah para Shahabat yang pertama kali masuk Islam, dengan memilih dari kalangan mereka. Berilah aku kabar gembira oleh Rasulullah SAW, bahwa aku termasuk golongan ini. Maka bersabda Rasulull ah SAW: “Engkau termasuk salah seorang dari golongan ini, wahai Jabir!”

(HR.Bukhari)

Penjelasan:

Hadits ke 8 ini memberikan penekanan pada bahaya yang ditimbulkan oleh cinta terhadap harta dunia. Nabi Muhammad SAW mengingatkan umat Muslim agar hati-hati dan tidak terjebak dalam keinginan duniawi yang berlebihan. Nabi mengutip contoh dari para sahabat yang telah mengalami sengketa dan kehancuran yang disebabkan oleh cinta terhadap harta dunia.

Hadits ini juga menyampaikan pesan bahwa umat Muslim haruslah belajar dari kesalahan dan pengalaman para sahabat. Mereka yang mengingat dan menghafal nilai-nilai moneter yang berharga, seperti Al-Miqdad bin Al-Aswad, selalu mendapatkan perhatian dan penghargaan dari Nabi Muhammad SAW. Mereka adalah contoh yang baik dalam menghindari godaan dari dunia yang sementara ini.

Jabir bin Abdullah, yang mendengarkan ceramah Nabi Muhammad SAW, menjadi tahu bahwa yang dimaksud dalam hadits ini adalah para sahabat yang pertama kali masuk Islam. Dia ikut bangga dan berharap untuk termasuk dalam kelompok tersebut. Dan Nabi Muhammad SAW memberikan kabar gembira kepada Jabir bahwa dia benar-benar termasuk dalam kelompok ini.

Cara Mengaplikasikan Hadits ke 8 dalam Kehidupan Sehari-hari

Hadits ke 8 dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari umat Muslim sebagai panduan untuk menghindari cinta terhadap harta dunia yang berlebihan. Beberapa cara untuk menerapkan hadits ini adalah:

1. Kontrol Diri dalam Memiliki Harta

Penting bagi umat Muslim untuk memiliki kendali diri yang baik ketika memiliki harta. Jangan terlalu terpaku pada harta benda dan selalu ingat bahwa kehidupan di dunia ini sementara. Jadikan harta sebagai sarana untuk mencapai keberkahan, bukanlah tujuan utama hidup.

2. Berbagi dengan Orang Lain

Salah satu cara untuk menghindari terpaku pada harta dunia adalah dengan berbagi dengan orang lain. Bagikan kekayaan yang dimiliki kepada mereka yang membutuhkan. Dengan berbagi, hati akan menjadi lebih lapang dan terhindar dari sifat rakus dan tamak terhadap kekayaan dunia.

3. Menjaga Perspektif Spiritual

Selalu selaras dengan ketentuan agama dan menjaga perspektif spiritual da

Pasya
Menulis kisah dan membimbing generasi muda. Antara menciptakan cerita dan membentuk masa depan, aku mencari inspirasi dalam kata dan pembelajaran.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *