Memahami Contoh Kalimat Passive Voice Positif, Negatif, dan Interogatif dalam Bahasa Indonesia

Posted on

Passive voice, atau yang sering kita sebut sebagai kalimat pasif, adalah salah satu struktur kalimat dalam bahasa Indonesia yang sering digunakan dalam penulisan jurnalistik. Dalam kalimat pasif, sang pelaku atau subjek kalimat ditahan atau tidak disebutkan, sedangkan objek menjadi fokus utama kalimat. Baik dalam penulisan artikel jurnal maupun untuk keperluan SEO dan ranking di mesin pencari Google, penggunaan kalimat pasif masih tetap diperbolehkan.

Lalu, bagaimana contoh konkret dari kalimat pasif dalam berbagai bentuk? Mari kita bahas lebih lanjut.

1. Contoh Kalimat Passive Voice Positif
Kalimat pasif dengan konotasi positif biasanya digunakan untuk menyampaikan informasi atau fakta secara objektif tanpa menyertakan subjek. Berikut beberapa contohnya:

– “Pemilihan umum sukses diadakan hari ini.”
– “Proyek pembangunan jalan tol telah selesai tepat waktu.”
– “Kuota produk terbatas sudah terjual habis dalam 3 hari.”

Dalam contoh-contoh di atas, fokus kalimat ditujukan pada keberhasilan suatu peristiwa atau kegiatan tanpa menekankan siapa yang melakukannya.

2. Contoh Kalimat Passive Voice Negatif
Kalimat pasif dengan konotasi negatif sering digunakan untuk menyampaikan kritikan, kekecewaan, atau ketidakpuasan. Berikut beberapa contohnya:

– “Banyak penangkapan ikan ilegal terjadi di perairan sekitar.”
– “Hasil penelitian menunjukkan polusi udara semakin meningkat.”
– “Respon masyarakat terhadap kebijakan baru sangat rendah.”

Dalam contoh-contoh di atas, ketidakpuasan atau kegagalan suatu hal menjadi fokus utama, tanpa menyebutkan pelaku atau subjek kalimat.

3. Contoh Kalimat Passive Voice Interogatif
Kalimat pasif juga dapat digunakan dalam bentuk pertanyaan atau kalimat interogatif. Berikut beberapa contohnya:

– “Sudahkah terbit keputusan resmi dalam rapat tersebut?”
– “Apakah mobil tersebut sudah diperbaiki?”
– “Kapan kegiatan ini direncanakan dilaksanakan?”

Dalam contoh-contoh di atas, kalimat pasif digunakan untuk menanyakan suatu informasi tanpa menekankan pelaku atau subjek kalimat.

Sebagai penulis jurnal, kita dapat menggunakan berbagai jenis kalimat pasif untuk menyesuaikan dengan tujuan penulisan kita. Memahami contoh kalimat pasif dalam bentuk positif, negatif, dan interogatif dapat membantu meningkatkan SEO dan ranking di mesin pencari Google, karena variasi kalimat yang digunakan dapat memberikan variasi dalam penulisan artikel jurnal. Selamat mencoba!

Passive Voice: Pengertian dan Contoh Kalimat dalam Bentuk Positif, Negatif, dan Interogatif

Passive voice atau kata kerja pasif adalah struktur kalimat di mana subjek menerima tindakan dari kata kerja atau predikat. Dalam hal ini, objek menjadi fokus utama kalimat, sedangkan subjek hanya menjadi penerima atau penderita tindakan. Biasanya, kalimat passive voice digunakan ketika kita ingin menekankan objek atau tidak mengetahui siapa yang melakukan tindakan tersebut.

Apa itu Kalimat Passive Voice Positif?

Kalimat passive voice positif adalah kalimat di mana subjek (penerima tindakan) ditempatkan di depan, diikuti oleh kata kerja bantu ‘be’ (is, am, are, was, were, etc.), dan objek (pelaku tindakan) ditempatkan di belakang. Contoh kalimat passive voice positif antara lain:

1. The package was delivered by the courier. (Paket itu diserahkan oleh kurir.)
2. The books were written by the author. (Buku-buku itu ditulis oleh penulis.)
3. The cake is made by my mom. (Kue itu dibuat oleh ibu saya.)

Apa itu Kalimat Passive Voice Negatif?

Kalimat passive voice negatif adalah kalimat di mana subjek (penerima tindakan) ditempatkan di depan, diikuti oleh kata kerja bantu negatif ‘be’ (isn’t, aren’t, wasn’t, weren’t, etc.), dan objek (pelaku tindakan) ditempatkan di belakang. Contoh kalimat passive voice negatif antara lain:

1. The mistake wasn’t made by me. (Kesalahan itu tidak dibuat oleh saya.)
2. The food wasn’t cooked by the chef. (Makanan itu tidak dimasak oleh koki.)
3. The report wasn’t submitted on time. (Laporan itu tidak diserahkan tepat waktu.)

Apa itu Kalimat Passive Voice Interogatif?

Kalimat passive voice interogatif adalah kalimat di mana subjek (penerima tindakan) ditempatkan di depan, diikuti oleh kata kerja bantu ‘be’ (is, am, are, was, were, etc.), lalu objek (pelaku tindakan) ditempatkan di belakang, dan ditambahkan kata tanya (what, who, where, when, why, how). Contoh kalimat passive voice interogatif antara lain:

1. Where was the painting made? (Dimana lukisan itu dibuat?)
2. How was the problem solved? (Bagaimana masalah itu diselesaikan?)
3. Who was the decision made by? (Keputusan itu dibuat oleh siapa?)

FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Apa perbedaan antara active voice dan passive voice?

Active voice adalah struktur kalimat di mana subjek melakukan tindakan kepada objek. Sedangkan passive voice adalah struktur kalimat di mana subjek menerima tindakan dari kata kerja atau predikat.

2. Mengapa kita menggunakan passive voice?

Kita menggunakan passive voice ketika kita ingin menekankan objek atau tidak mengetahui siapa yang melakukan tindakan tersebut. Contoh, “The window was broken” menekankan bahwa jendela yang rusak, tapi tidak ada informasi siapa yang melakukan tindakan tersebut.

3. Apakah passive voice selalu digunakan dalam semua situasi?

Tidak, passive voice tidak selalu digunakan dalam semua situasi. Active voice lebih umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari karena memberikan lebih banyak informasi tentang subjek yang melakukan tindakan.

Kesimpulan

Kalimat passive voice dapat digunakan untuk menekankan objek atau ketika kita tidak mengetahui siapa yang melakukan tindakan tersebut. Kalimat passive voice tersebar dalam bentuk positif, negatif, dan interogatif. Penting untuk memahami perbedaan dan penggunaan masing-masing bentuk kalimat passive voice. Selain itu, aktif maupun pasif, baik dalam penggunaan bahasa sehari-hari atau dalam penulisan resmi, keduanya memiliki peran yang penting. Dalam penulisan resmi, passive voice sering digunakan dalam laporan, dokumen ilmiah, dan berbagai jenis tulisan yang membutuhkan penekanan pada objek atau keanoniman pelaku tindakan. Namun, penting pula untuk tidak berlebihan dalam penggunaan passive voice agar tulisan tetap jelas dan mudah dipahami oleh pembaca. Jadi, dalam menulis kalimat passive voice, pastikan untuk memperhatikan konteks dan mengatur kalimat secara efektif untuk memenuhi tujuan komunikasi.

Jika Anda ingin menguasai penggunaan kalimat passive voice dengan lebih baik, latihan adalah kuncinya. Terus berlatih membuat dan memahami kalimat-kalimat passive voice agar dapat menggunakan bahasa dengan lebih lancar dan variatif. Selamat mencoba!

Hava
Mengajar dan menciptakan kisah. Antara pengajaran dan penulisan, aku menjelajahi pengetahuan dan kreativitas dalam kata.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *