Perintah Yesus tentang Baptisan: Pesan Spiritual yang Menyegarkan

Posted on

Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah sosok suci yang kita percaya sebagai trinitas dalam agama Kristen. Salah satu ajaran Yesus yang banyak dibahas adalah perintah-Nya mengenai baptisan. Meskipun menjadi ritual yang umum di gereja, baptisan memiliki makna spiritual yang dalam dan mengandung pesan yang menyegarkan bagi kita semua.

Dalam Injil Matius 28:19, Yesus mengatakan kepada para pengikut-Nya, “Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku, dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.” Dalam perintah ini, Yesus menunjukkan pentingnya baptisan sebagai tindakan untuk memberitakan Injil dan melibatkan orang-orang dalam kehidupan Kristiani.

Baptisan bukanlah sekadar upacara basah-basahan, tetapi merupakan perubahan spiritual yang mendalam dalam diri seseorang. Melalui baptisan, seseorang diidentifikasi sebagai pengikut Kristus dan menyatakan komitmen hidupnya untuk mengikuti-Nya. Yesus sendiri memberikan contoh baptisan dengan dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di sungai Yordan. Ini menunjukkan pentingnya baptisan sebagai langkah awal untuk memasuki hubungan yang lebih erat dengan Allah.

Meskipun perintah Yesus tentang baptisan tidak memberikan detail khusus tentang prosedurnya, berbagai tradisi gereja terbentuk seiring waktu. Ada yang melakukan baptisan dengan penyiraman air, sementara yang lain menggunakan pembenaman dalam kolam atau sungai. Namun, bentuk eksternal baptisan hanyalah simbol fisik dari perubahan rohani yang terjadi di dalam diri seseorang.

Perintah Yesus tentang baptisan tidak hanya berlaku bagi individu, tetapi juga merujuk pada misi yang lebih luas yaitu “mengajarkan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.” Ini mengingatkan kita bahwa sebagai umat Kristiani, kita ditugaskan untuk berbagi iman dan pengajaran Yesus dengan orang lain serta memperkenalkan mereka pada jalan kehidupan yang baru.

Ketika kita memahami makna spiritual di balik perintah Yesus tentang baptisan, kita bisa lebih menghargai teks-teks Injil dan melihatnya sebagai sumber inspirasi yang mendalam. Pesan Yesus tidaklah terdalam pada proses fisik baptisan, tetapi pada perubahan batiniah yang melandasi tindakan tersebut.

Jadi, saat kita menyaksikan prosesi baptisan di gereja atau melihat orang lain dibaptis, marilah kita ingat pesan Yesus dan maknanya yang dalam. Selain menjadi momen suci, baptisan juga merupakan panggilan bagi kita untuk hidup dengan cinta, berbagi iman, dan menjadi saksi bagi dunia bahwa Kristus adalah Tuhan dan Juru Selamat kita.

Apa Itu dan Bagaimana Perintah Yesus dalam Hal Baptisan?

Baptisan merupakan salah satu sakramen yang penting dalam agama Kristen. Ini adalah praktik keagamaan yang dijalankan oleh banyak denominasi Kristen sebagai tanda penerimaan individu ke dalam kehidupan Kristen yang baru. Baptisan juga dianggap sebagai proses pengampunan dosa dan pembebasan dari belenggu dosa asal. Dalam artikel ini, kita akan melihat dengan lebih mendalam apa itu baptisan dan bagaimana perintah Yesus terkait dengan sakramen ini.

Apa itu Baptisan?

Baptisan adalah suatu tindakan sakramental di mana seseorang dibasahi dengan air sebagai tanda penerimaan mereka ke dalam kehidupan Kristen yang baru. Ini adalah bagian penting dari pengalaman kepenuhan rohani dan mewakili perubahan yang telah terjadi dalam hidup seseorang. Dalam Kitab Suci, baptisan pertama kali diperkenalkan oleh Yohanes Pembaptis yang dikenal sebagai Pembaptis Yesus. Dia mempraktikkan baptisan air sebagai tanda pertobatan dan kesediaan untuk menerima Mesias yang dinantikan. Dalam Injil Matius 3:11, Yohanes Pembaptis mengatakan, “Aku membaptis kamu dengan air untuk pertobatan, tetapi Dia yang datang sesudahku akan lebih kuat dari padaku; aku tidak layak membuka sandal-Nya; Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.”

Perintah Yesus mengenai Baptisan

Yesus Kristus sendiri menerima baptisan air dari Yohanes Pembaptis sebagai contoh bagi umat-Nya. Setelah Yesus dibaptis, tercatat dalam Injil Matius 3:16-17, “Dan sesudah Yesus dibaptis, segera Ia naik dari air; dan, lihat, langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah turun seperti merpati dan datang ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari sorga, yang mengatakan: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.”” Baptisan Yesus bukanlah untuk pengampunan dosa, melainkan sebagai bentuk ketaatan kepada kehendak Allah dan sebagai contoh bagi kita.

Selanjutnya, Yesus menginstruksikan para pengikut-Nya untuk melanjutkan praktik baptisan setelah Dia pergi. Terdapat catatan mengenai perintah baptisan dalam Injil Matius 28:19-20, ketika Yesus berkata kepada para rasul-Nya, “Perbuatlah murid-murid dari segala bangsa, baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Perintah ini menjadi dasar bagi praktik baptisan dalam tradisi Kristen.

Cara Melakukan Baptisan

Cara baptisan dapat bervariasi tergantung pada denominasi Kristen yang melaksanakannya. Beberapa denominasi menerapkan baptisan bayi, sedangkan yang lain mempraktikkan baptisan dewasa atau keduanya. Namun, inti dari baptisan adalah penggunaan air secara simbolis untuk menggambarkan pembuangan dosa dan penerimaan individu ke dalam iman Kristen.

Selain itu, penting juga untuk disebutkan bahwa baptisan bukanlah satu-satunya jenis pembaptisan yang diakui oleh berbagai denominasi Kristen. Ada juga baptisan Roh Kudus yang mengacu pada pengalaman spiritual yang melibatkan pencurahan Roh Kudus kepada orang percaya. Baptisan Roh Kudus adalah pengalaman yang dapat terjadi setelah baptisan air dan sering kali dianggap sebagai peneguhan rohani dalam kehidupan seorang Kristen.

FAQ mengenai Baptisan

1. Apakah baptisan diperlukan untuk menyelamatkan jiwa?

Terdapat perbedaan pendapat di kalangan denominasi Kristen mengenai apakah baptisan diperlukan untuk menyelamatkan jiwa seseorang. Beberapa denominasi percaya bahwa baptisan diperlukan untuk keselamatan, sementara yang lain menganggapnya hanya sebagai ekspresi publik dari iman dan persekutuan dengan Kristen.

2. Apakah orang bisa dibaptis lebih dari sekali?

Gagasan tentang baptisan kedua atau lebih dari itu sering kali menjadi subjek perdebatan di kalangan Kristen. Sebagian denominasi meyakini bahwa baptisan hanya dapat dilakukan sekali dalam hidup, sedangkan yang lain membolehkan praktik pembaptisan ulang apabila seseorang merasa perlu untuk menyatakan kembali iman mereka dengan lebih jelas.

3. Apakah baptisan bisa dilakukan oleh siapa saja?

Dalam banyak denominasi Kristen, praktik baptisan biasanya dilakukan oleh seorang pendeta, pastor, atau pemimpin gereja yang telah ditahbiskan. Namun, dalam keadaan tertentu, beberapa denominasi juga memperbolehkan orang awam untuk melakukan baptisan dalam situasi darurat atau ketika tidak ada pemimpin gereja yang tersedia.

Kesimpulan

Baptisan adalah tindakan sakramental yang penting dalam agama Kristen. Melalui baptisan, seseorang diterima ke dalam kehidupan Kristen yang baru dan menerima pengampunan dosa serta pembebasan dari belenggu dosa asal. Perintah Yesus untuk melanjutkan praktik baptisan menjadi landasan bagi sakramen ini dalam tradisi Kristen. Bagaimana pun juga, penting untuk diingat bahwa baptisan memiliki varian dalam praktiknya tergantung pada denominasi Kristen yang melaksanakannya. Meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai pentingnya baptisan untuk menyelamatkan jiwa, praktik ini masih dianggap sebagai bagian penting dalam pengalaman Kristen.

Jika Anda belum dibaptis dan merasa tertarik untuk mempelajari lebih lanjut atau mengalami baptisan, ada baiknya menghubungi gereja setempat atau berbicara dengan seorang pemimpin rohani. Baptisan adalah langkah yang signifikan dalam kehidupan seorang Kristen dan dapat menjadi momen yang berarti dan memperkuat iman Anda.

Okalina
Mengajar dan mengarang materi pendidikan. Dari kelas hingga penulisan, aku menciptakan pembelajaran dan pengetahuan dalam kata.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *