Akhlak Tercela: Mengungkap Dalilnya yang Perlu Kita Ketahui

Posted on

Di tengah kehidupan yang semakin modern ini, seringkali kita terlalu fokus pada keuntungan pribadi tanpa memperhatikan nilai-nilai moral. Padahal, menjaga akhlak merupakan sebuah hal yang sangat penting agar harmoni dan kedamaian tetap terjaga dalam sebuah masyarakat. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang akhlak tercela beserta dalilnya, sebagai pengingat kita semua.

Iri Hati: Mengapa Perasaan Ini Harus Dihindari?

Iri hati, atau dikenal juga dengan istilah hasad, adalah salah satu akhlak tercela yang seringkali muncul dalam diri manusia. Rasanya sulit untuk melihat kesuksesan atau kebahagiaan orang lain tanpa merasa iri di dalam hati kita. Padahal, dalam agama Islam ini, iri hati masuk dalam kategori dosa besar dan mendapat kecaman yang sangat tegas.

Seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 12: “Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang telah mati? Maka tentu kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”

Dalam ayat ini, Allah menggambarkan iri hati sebagai sesuatu yang menjijikkan, sama seperti memakan daging saudara sendiri yang telah mati. Ini adalah perumpamaan yang kuat untuk menggambarkan betapa tercelanya akhlak ini. Maka dari itu, sebagai manusia yang beriman, kita harus berupaya menjauhkan diri dari perasaan iri hati. Sebaliknya, kita harus mampu merasakan kebahagiaan ketika melihat orang lain sukses atau bahagia.

Sombong: Akhlak yang Tercela dan Menghancurkan

Sombong adalah sifat takabur yang biasanya muncul ketika seseorang merasa dirinya lebih baik daripada orang lain. Sikap ini juga termasuk dalam akhlak tercela yang sangat dihindari dalam ajaran agama. Sebagai umat Muslim, kita diajarkan untuk selalu merendah diri dan menghargai orang lain.

Salah satu dalil tentang sombong dapat ditemukan dalam hadits riwayat Abu Dawud: “Barangsiapa yang menyombongkan diri, maka dia tidak akan masuk surga.” Firman Rasulullah ini memperlihatkan betapa beratnya hukuman bagi orang yang sombong.

Dalam Islam, sifat sombong berarti meremehkan karunia Allah dan merasa bahwa kesuksesan yang kita miliki semata-mata hanya berkat usaha kita sendiri. Padahal, semua pencapaian dan keberhasilan yang kita peroleh adalah anugerah dari-Nya. Maka, mari berusaha untuk selalu merendahkan hati dan menjaga sikap rendah diri agar terhindar dari akhlak tercela ini.

Bohong: Akhlak yang Tercela, Keadilan yang Hilang

Bohong, meskipun seringkali dianggap sebagai “dosa kecil”, sebenarnya adalah akhlak yang sangat tercela dan merusak tatanan sosial. Ketika kita terbiasa berbohong, rasa keadilan dan kepercayaan antarsesama menjadi hilang. Akibatnya, kerapuhan dalam hubungan dan kerugian yang ditimbulkan bisa berdampak sangat luas.

Satu dalil yang mengingatkan kita tentang keburukan berbohong adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim: “Tiga ciri yang jika ada pada seseorang, maka ia adalah pendusta tulen: jika dia berbicara, dia berbohong; jika ia berjanji, dia mengingkari janjinya; dan jika ia berperang, dia melampaui batas.” Hadits ini menggambarkan betapa parahnya seseorang yang terbiasa berbohong.

Sebagai manusia beragama, kita harus menjunjung tinggi kejujuran dan menjaga mulut kita agar tidak berkata dusta. Ingatlah bahwa kejujuran adalah tiang yang menjaga integritas dan kestabilan dalam masyarakat.

Kesimpulan

Akhlak tercela merupakan sisi gelap dalam diri manusia yang perlu kita cegah dan perbaiki. Dalam ajaran agama, iri hati, sombong, dan bohong adalah beberapa dari banyak akhlak tercela yang harus dihindari. Studi kita tentang akhlak tercela ini bertujuan agar kita semua bisa lebih memahami betapa pentingnya memegang teguh prinsip moral dalam kehidupan sehingga masyarakat kita bisa hidup harmonis dan penuh cahaya.

Jadilah pribadi yang benar-benar berusaha meningkatkan kualitas diri dan menjauhkan diri dari perilaku-perilaku tercela tersebut. Dengan demikian, bukan tidak mungkin kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih baik dimulai dari diri kita sendiri. Semoga artikel ini bermanfaat dan menjadi pengingat untuk kita semua dalam menjaga akhlak dan meningkatkan kualitas hidup kita.

Apa Itu Akhlak Tercela?

Akhlak tercela merupakan perilaku atau tingkah laku yang bertentangan dengan nilai-nilai etika dan moral yang dianut oleh masyarakat. Akhlak tercela ini dapat merujuk pada berbagai jenis perilaku yang dianggap negatif dan tidak pantas dalam kehidupan sosial. Dalam Islam, akhlak tercela disebut juga dengan sebutan akhlak mazmumah.

Akhlak tercela ini dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadis Nabi sebagai peringatan bagi umat muslim agar menjauhi jenis perilaku yang merugikan diri sendiri dan masyarakat di sekitar.

Dalil Akhlak Tercela

Ada beberapa dalil dalam Al-Qur’an dan hadis Nabi yang menjelaskan tentang akhlak tercela. Salah satu contoh dalil mengenai akhlak tercela adalah:

1. Sifat Takabbur (Sombong)

Allah berfirman dalam Surat Al-A’raf ayat 146:

“Akan Kucampakkan penghalangmu diatas kepalaku, dan tunggulah (hukuman) Ku yang disertai siksa yang tidak kamu ketahui (hingga Kambr)”

Asbabun Nuzul ayat di atas adalah ketika kaum Nabi Musa mengingkari perintah Allah untuk menyembelih sapi betina. Mereka bertanya dengan angkuh, “Apa gunanya mengarahkan kami dengan persis menunjukkan warna sapi?”. Mereka sombong dan mendustakan perintah Allah.

2. Sifat Hasad (Iri Hati)

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Jangan saling hasud. Jangan saling mencinta. Jamaahlah kalian. Dan jadilah hamba Allah yang bersaudara.”

3. Sifat Qsast (Berprasangka Buruk)

Rasulullah SAW bersabda dalam sabdanya:

“Jauhilah berprasangka buruk, karena berprasangka buruk itu adalah perkataan yang paling dusta.”

Dari hadis ini, kita ditegaskan untuk menjauhi sikap berprasangka buruk terhadap sesama, karena hal ini termasuk dalam akhlak tercela yang harus dihindari.

Cara Menghindari Akhlak Tercela

Untuk menghindari akhlak tercela, kita harus memiliki kesadaran dan keinginan yang kuat untuk meningkatkan akhlak yang baik dan menjauhi perilaku negatif. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat kita lakukan dalam menghindari akhlak tercela:

1. Mengembangkan Kesadaran Diri

Pertama-tama, kita harus memiliki kesadaran diri akan perilaku dan tindakan yang kita lakukan. Dengan memiliki kesadaran diri yang baik, kita akan lebih mudah mengendalikan diri dan menghindari perilaku negatif.

2. Meningkatkan Pengetahuan Agama

Pengetahuan agama yang baik akan memberikan pedoman dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dengan mempelajari ajaran agama, kita akan lebih bisa memahami nilai-nilai etika dan moral yang harus kita junjung tinggi. Sehingga, kita akan lebih mudah untuk menghindari perilaku yang termasuk dalam akhlak tercela.

3. Menjaga Lingkungan dan Interaksi yang Positif

Lingkungan dan interaksi sosial yang positif berpengaruh besar terhadap akhlak seseorang. Maka, kita perlu menjaga agar lingkungan sekitar kita positif dan bersahabat. Memilih teman yang baik dan bergaul dengan orang-orang yang memiliki akhlak yang baik juga sangat penting.

FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Apa saja contoh akhlak tercela?

Akhlak tercela dapat mencakup berbagai jenis perilaku negatif, seperti sombong, iri hati, berprasangka buruk, tamak, bakhil, berbohong, dan sebagainya. Yang sebaiknya dihindari dalam kehidupan sehari-hari.

2. Mengapa penting untuk menghindari akhlak tercela?

Menghindari akhlak tercela penting karena perilaku negatif ini dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Selain itu, menjaga akhlak yang baik juga merupakan bagian dari tuntutan agama dan etika yang harus dijunjung tinggi oleh setiap individu.

3. Bagaimana cara meningkatkan akhlak yang baik?

Untuk meningkatkan akhlak yang baik, kita harus melakukan berbagai upaya seperti menyadari dan mengendalikan diri, mempelajari ajaran agama, serta menjaga lingkungan dan interaksi sosial yang positif.

Kesimpulan

Memiliki akhlak yang baik dan menjauhi perilaku tercela sangat penting dalam menjalani kehidupan yang harmonis dengan sesama. Melalui kesadaran yang tinggi, pengetahuan agama yang baik, serta lingkungan dan interaksi yang positif, kita dapat menghindari akhlak tercela dan mengembangkan akhlak yang baik.

Jadi, mari kita tingkatkan kesadaran diri, perbanyak pengetahuan agama, serta menciptakan lingkungan yang positif agar kita dapat menjauhi perilaku tercela dan berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih baik.

Yemelia
Mengajar dan mendalami sastra. Antara pengajaran dan pemahaman sastra, aku menjelajahi keindahan kata dan pengetahuan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *