Contoh Iklan Classical Conditioning: Menghipnotis Pikiran Pada Slogannya

Posted on

Saat membicarakan iklan, kita seringkali terpikirkan tentang berbagai strategi yang digunakan oleh pemasar untuk membuat masyarakat terpikat dan membeli produk tertentu. Salah satu strategi yang cukup menarik dan sering digunakan adalah classical conditioning atau kondisi klasik.

Percaya atau tidak, kondisi klasik atau classical conditioning bukan hanya dapat diterapkan dalam eksperimen di laboratorium, tetapi juga dalam dunia iklan. Dalam prakteknya, classical conditioning memanfaatkan stimulus tertentu yang berpengaruh pada respons konsumen, sehingga menciptakan hubungan antara produk dan perasaan positif.

Salah satu contoh iklan yang menggunakan classical conditioning adalah iklan minuman energi X-Burst. Pada iklan tersebut, kita dapat melihat visual menarik berupa seorang atlet profesional yang sedang berlari. Suara keras dan energik pun mengiringi aksi lari sang atlet tersebut. Dalam iklan ini, stimulus (eksisen dari kondisi klasik) adalah visual atlet yang berlari dan suara keras yang menggugah semangat.

Melalui repetisi, iklan ini berhasil mengaitkan perasaan semangat dan energi dengan minuman energi X-Burst. Setiap kali kita melihat atlet berlari dan mendengar suara keras tersebut, pikiran kita secara otomatis akan terhubung dengan minuman energi tersebut. Tanpa disadari, kita menjadi terkondisi untuk mengaitkan rasa semangat dan energi dengan merk X-Burst.

Namun, tidak hanya minuman energi yang menggunakan classical conditioning. Perusahaan makanan cepat saji juga tidak mau ketinggalan dalam pemanfaatan kondisi klasik ini. Salah satu contohnya adalah iklan burger lezat dari restoran terkenal, yang menampilkan gambar burger yang juicy dan menggiurkan dengan latar musik yang enak didengar.

Pada iklan tersebut, ikan dan stimulasi suara musik yang menarik disertai dengan gambar burger yang menjadikan produk tersebut sebagai stimulus utama. Kita sebagai penonton mengaitkan sensasi enak dan lezat dengan burger tersebut, sehingga setiap kali melihat iklan ini, kita akan merasa terdorong untuk segera mencicipi burger tersebut.

Dalam dunia iklan, classical conditioning adalah senjata yang ampuh untuk menciptakan kesan dan pengaruh yang kuat terhadap konsumen. Dengan memanfaatkan stimulus yang tepat, iklan dapat “menghipnotis” pikiran kita agar secara otomatis terkait dengan produk yang dipromosikan.

Mungkin bagi beberapa orang, hal ini terdengar manipulatif. Namun, penting bagi kita untuk melihat kondisi klasik dalam iklan sebagai strategi yang cerdas dan kreatif dari pemasar untuk menarik minat dan membuat produk mereka dikenal luas.

Jadi, saat Anda melihat iklan di media sosial atau televisi, coba perhatikan apakah ada penggunaan stimulus khusus yang mencoba “menghipnotis” pikiran Anda. Siapa tahu, Anda akan semakin terkesan dengan strategi iklan yang dihasilkan dari classical conditioning ini!

Apa Itu Classical Conditioning dalam Iklan?

Classical conditioning dalam iklan adalah suatu teknik pemasaran yang menggunakan stimulus atau rangsangan tertentu untuk mengaitkan suatu produk atau merek dengan perasaan atau respons emosional yang diinginkan. Teknik ini didasarkan pada konsep pembelajaran klasik yang dikembangkan oleh psikolog Ivan Pavlov pada awal abad ke-20.

Contoh Iklan Classical Conditioning

Untuk lebih memahami konsep classical conditioning dalam iklan, berikut adalah contoh iklan yang menggambarkan penggunaan teknik ini:

Contoh Iklan Pasta Gigi XYZ

Iklan pasta gigi XYZ menampilkan seorang wanita yang tersenyum dengan gigi yang putih dan bersih. Selama iklan, suara lonceng berbunyi dan terlihat gambar logo pasta gigi XYZ yang muncul di layar. Wanita tersebut tampak bahagia dan puas dengan giginya yang putih. Melalui penggunaan berulang iklan ini, pasta gigi XYZ berhasil menghubungkan lonceng dan logo mereka dengan perasaan bahagia dan kepuasan yang muncul saat melihat gigi yang putih.

Cara Konsep Classical Conditioning Diterapkan dalam Iklan

Untuk menerapkan konsep classical conditioning dalam iklan, berikut adalah langkah-langkah yang biasanya dilakukan:

Pilih Stimulus yang Relevan

Pertama, pilihlah stimulus atau rangsangan yang relevan dengan produk atau merek yang diiklankan. Misalnya, jika Anda mengiklankan permen karet, Anda dapat memilih gambar permen karet atau suara mengunyah permen sebagai stimulus.

Tentukan Respons yang Diinginkan

Selanjutnya, tentukan respons atau perasaan yang ingin dihubungkan dengan produk atau merek tersebut. Misalnya, jika Anda ingin menghubungkan perasaan bahagia dengan permen karet, respons yang diinginkan adalah perasaan bahagia saat mengunyah permen karet.

Kombinasikan Stimulus dan Respons

Lakukan pengulangan yang konsisten dalam iklan dengan mengombinasikan stimulus dan respons ini. Misalnya, tampilkan gambar atau suara stimulus permen karet sebelum atau bersamaan dengan gambar atau cerita yang menggambarkan respons bahagia saat mengunyah permen karet.

FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Apakah classical conditioning hanya berlaku dalam iklan?

Tidak, konsep classical conditioning tidak hanya berlaku dalam iklan. Teknik ini dapat diterapkan dalam berbagai bidang, seperti psikologi, pendidikan, dan terapi.

2. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan kondisi klasik dalam iklan?

Waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan kondisi klasik dalam iklan dapat bervariasi. Hal ini tergantung pada intensitas, frekuensi, dan konsistensi penggunaan stimulus dan respons dalam iklan.

3. Apakah setiap orang dapat dipengaruhi oleh konsep classical conditioning?

Ya, setiap orang dapat dipengaruhi oleh konsep classical conditioning. Namun, respons atau perasaan yang muncul dapat berbeda-beda dari satu individu ke individu lainnya.

Kesimpulan

Dalam iklan, classical conditioning dapat digunakan untuk menghubungkan produk atau merek dengan perasaan atau respons emosional yang diinginkan. Melalui pengulangan yang konsisten, stimulus yang relevan dengan produk atau merek tersebut dapat dihubungkan dengan respons yang diinginkan. Penting bagi para pemasar untuk memahami konsep ini agar dapat menciptakan iklan yang efektif dalam mempengaruhi konsumen. Cobalah menerapkan classical conditioning dalam strategi pemasaran Anda dan lihatlah hasilnya!

Qarun
Mengarang karya dan mengajar anak-anak. Dari imajinasi di halaman buku hingga pembelajaran di ruang kelas, aku mencari keajaiban dalam kata dan belajar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *