Dialog Menggunakan Passive Voice 2 Orang dengan Gaya Santai

Posted on

Minggu pagi yang cerah, Kevin dan Iqbal sedang duduk santai di taman.

Kevin: Eh, Iqbal, kamu tahu enggak sih apa itu kalimat pasif atau passive voice?
Iqbal: Oh iya, Kevin. Passive voice itu kalimat yang objeknya jadi subjek utama dan penekannya lebih pada apa yang dilakukan terhadap objek tersebut, bukan si pembuatnya.

Kevin: Betul! Seperti kalimat “Buku itu dibaca oleh saya” atau “Mobilnya dicuci oleh penjaga toko”. Itu kan contoh kalimat pasif yang terlihat atau terdengar lebih formal.

Iqbal: Iya, benar sekali. Tapi sebenarnya tidak semua kalimat harus menggunakan passive voice, kan? Karena kalimat aktif lebih sering digunakan dalam percakapan sehari-hari.

Kevin: Bener, Iqbal. Kalimat aktif lebih sederhana dan langsung menjelaskan pelaku dari suatu tindakan. Misalnya, “Saya membaca buku itu” atau “Penjaga toko mencuci mobilnya”. Tapi ada juga keadaan di mana penggunaan passive voice memang lebih tepat, terutama dalam penulisan ilmiah atau pengarahan.

Iqbal: Iya, aku ngerti. Penggunaan passive voice bisa memberi penekanan pada objek atau peristiwa yang terjadi, bukan pada pelakunya. Tapi memang kadang bikin kalimat jadi lebih lambat dan kurang energik.

Kevin: Betul, Iqbal. Kalimat aktif lebih cocok untuk membuat tulisan menjadi lebih hidup dan energik. Tapi kita tetap harus tahu cara menggunakan passive voice dengan baik agar komunikasi kita tetap efektif dalam situasi tertentu.

Iqbal: Iya, bener banget. Jadi, intinya adalah kita harus tahu kapan menggunakan kalimat aktif dan kapan menggunakan kalimat pasif, ya?

Kevin: Yup, kamu sudah mengerti dengan baik, Iqbal. Semoga dialog singkat kita ini bisa membantu orang-orang lain memahami apa itu passive voice dan kapan harus menggunakannya.

Iqbal: Benar, Kevin. Yuk, kita terus belajar dan mengasah pengetahuan bahasa Indonesia kita, termasuk cara menggunakan passive voice dengan tepat!

Kevin: Pasti, Iqbal. Langkah kecil ini akan memberikan dampak besar pada kemampuan komunikasi kita. Ayoo, semangat belajar!

Dialog ringan ini menggambarkan pentingnya memahami penggunaan passive voice dalam penulisan. Meskipun kalimat aktif lebih sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, pengetahuan tentang penggunaan passive voice akan membantu kita dalam situasi yang memerlukan penekanan pada apa yang terjadi pada objek. Tetap semangat belajar bahasa Indonesia!

Apa Itu Dialog Passive Voice?

Dialog Passive Voice adalah bentuk percakapan antara dua orang yang menggunakan kalimat pasif dalam pembicaraan mereka. Kalimat pasif terbentuk ketika subjek menjadi penerima tindakan, bukan pelaku tindakan.

Misalnya, dalam kalimat aktif “John makan apel”, John adalah subjek yang melakukan tindakan. Namun, dalam kalimat pasif “Apel dimakan oleh John”, apel menjadi subjek yang menerima tindakan.

Keuntungan Menggunakan Passive Voice dalam Dialog

Menggunakan kalimat pasif dalam dialog dapat memberikan beberapa keuntungan:

  • Menekankan objek: Dalam beberapa kasus, objek yang menerima tindakan lebih penting daripada pelaku tindakan. Dengan menggunakan kalimat pasif, objek tersebut dapat ditempatkan di depan dan lebih menonjol dalam pembicaraan.
  • Membuat pembicaraan lebih formal: Penggunaan kalimat pasif dapat memberikan kesan formal dan serius dalam dialog. Ini sering digunakan dalam berbagai konteks profesional seperti presentasi, laporan, atau diskusi formal.
  • Dirahasiakan pelaku tindakan: Dalam beberapa situasi, pelaku tindakan tidak ingin disebutkan atau diketahui oleh pendengar. Kalimat pasif dapat digunakan untuk menyembunyikan atau merahasiakan identitas pelaku tindakan.

Contoh Dialog Passive Voice

Berikut ini adalah contoh dialog antara dua orang yang menggunakan kalimat pasif:

Dialog 1

Person A: A new restaurant is being opened in our neighborhood.

Person B: Oh, really? Who is opening it?

Person A: The restaurant is being opened by a famous chef from Paris.

Person B: That’s impressive. When will it be opened?

Person A: It will be opened next month. The preparations are being made currently.

Dialog 2

Person A: Have you heard about the new stadium being built in our city?

Person B: Yes, I’ve heard about it. Who is funding the construction?

Person A: The construction is being funded by the city council.

Person B: That’s great. When will it be completed?

Person A: It will be completed by the end of this year. The progress is being monitored closely.

Cara Membuat Dialog Passive Voice

Berikut adalah langkah-langkah dalam membuat dialog passive voice:

1. Tentukan topik dan konteks dialog

Pilih topik yang ingin dibahas dalam dialog dan tentukan konteksnya. Misalnya, pembicaraan tentang pembangunan proyek, pencapaian, atau berita terkini.

2. Tentukan peran dan karakter

Tentukan peran masing-masing karakter dalam dialog, misalnya, pelaku tindakan dan pendengar. Beri nama pada setiap karakter untuk mempermudah identifikasi dalam dialog.

3. Buat kalimat pasif

Tulis kalimat-kalimat pasif yang sesuai dengan konteks dan peran karakter dalam dialog. Pastikan untuk menggunakan kata kerja dalam bentuk past participle dan tambahkan kata “by” sebelum pelaku tindakan jika diperlukan.

4. Atur urutan dialog

Susun kalimat-kalimat dalam urutan yang logis untuk menciptakan dialog yang koheren. Pastikan pembaca atau pendengar dapat mengikuti alur percakapan dengan jelas.

5. Gunakan tanda baca dialog

Gunakan tanda baca dialog seperti tanda petik dan tanda baca penghubung untuk membedakan antara dialog dan narasi.

Contoh Dialog Passive Voice

Berikut adalah contoh dialog yang menggunakan kalimat pasif:

Dialog 1

Person A: The car has been washed by me.

Person B: That’s great. It looks brand new now.

Person A: Thank you. It was really dirty before.

Dialog 2

Person A: The report will be sent by you, right?

Person B: Yes, I will send it later today.

Person A: Please make sure to include all the necessary information.

FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Apa perbedaan antara kalimat aktif dan kalimat pasif?

Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan tindakan, sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya menerima tindakan. Misalnya, dalam kalimat aktif “John makan apel”, John adalah subjek yang melakukan tindakan. Namun, dalam kalimat pasif “Apel dimakan oleh John”, apel menjadi subjek yang menerima tindakan.

2. Kapan sebaiknya menggunakan kalimat pasif dalam dialog?

Kalimat pasif sebaiknya digunakan dalam situasi berikut:

  • Untuk menekankan objek yang menerima tindakan.
  • Untuk memberikan kesan formal dan serius dalam dialog.
  • Untuk merahasiakan identitas pelaku tindakan.

3. Bagaimana cara mengidentifikasi kalimat pasif dalam dialog?

Kalimat pasif dapat diidentifikasi dengan mengamati kata kerja dalam bentuk past participle dan kehadiran kata “by” sebelum pelaku tindakan. Misalnya, pada kalimat “The report will be sent by you”, “will be sent” adalah bentuk kalimat pasif dengan kata kerja “sent” sebagai past participle dan “by you” menunjukkan pelaku tindakan.

Kesimpulan

Dalam dialog, penggunaan kalimat pasif dapat memberikan keuntungan tertentu seperti menekankan objek yang menerima tindakan, memberikan kesan formal, atau merahasiakan pelaku tindakan. Untuk membuat dialog passive voice, tentukan topik dan konteksnya, tentukan peran karakter, buat kalimat pasif yang sesuai, atur urutan dialog, dan gunakan tanda baca dialog dengan benar. Selain itu, perbedaan antara kalimat aktif dan kalimat pasif serta kapan sebaiknya menggunakan kalimat pasif dalam dialog juga penting untuk dipahami. Sekarang, Anda telah memiliki pengetahuan yang cukup untuk menggunakan passive voice dalam dialog Anda sendiri.

Jangan ragu untuk mengambil inisiatif dan berlatih membuat dialog dengan passive voice untuk meningkatkan keterampilan bahasa Anda. Semakin sering Anda berlatih, semakin terbiasa Anda dengan penggunaan kalimat pasif dalam berbagai situasi. Ingatlah untuk tetap konsisten dalam penggunaan passive voice dan terus eksplorasi kreativitas Anda dalam menciptakan dialog yang menarik dan efektif.

Sekarang, saatnya untuk mengambil tindakan! Mulailah menggunakan passive voice dalam dialog Anda dan lihat bagaimana hal itu memengaruhi kemampuan komunikasi dan ekspresi bahasa Anda. Terus tingkatkan kemampuan Anda dan jadilah seorang pemain yang mahir dalam penggunaan passive voice dalam dialog Anda.

Barnett
Membimbing generasi muda dan menulis kisah anak. Dari memberi dorongan hingga menciptakan kisah, aku menciptakan kebanggaan dan pembelajaran.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *