Ada dua tokoh menarik dalam Alkitab Perjanjian Lama yang tidak hidup dalam monogami!

Posted on

Siapa yang bisa menyangka bahwa dalam catatan sejarah Alkitab, terdapat dua tokoh yang dengan santai melanggar prinsip monogami? Mungkin kamu sudah menduga mereka adalah sosok yang kontroversial, tapi mari kita simak lebih dalam lagi.

Pertama-tama, kita memiliki Raja Salomo. Ya, benar sekali, pria yang terkenal karena kebijaksanaannya ini tidak hidup dalam monogami. Meski dianggap sebagai salah satu Raja terhebat dalam sejarah Israel, Salomo memiliki hati yang terbelah, terutama dalam hal hubungan dengan lawan jenis.

Sebagai seorang raja yang berkuasa besar, tak heran jika Salomo menjadi incaran banyak wanita. Ia menikahi putri-putri bangsawan dari kerajaan lain dengan maksud untuk memperkuat ikatan politik dan menjaga perdamaian. Akan tetapi, jumlah permaisuri yang ia miliki tidak hanya satu dua, melainkan mencapai angka yang cukup fantastis yaitu tujuh ratus! Wah, bisa dibayangkan betapa sibuknya Raja Salomo juggling di antara mereka semua.

Selanjutnya, kita akan membahas sosok nabi yang terkenal dengan mukjizatnya, yakni Nabi Daud. Meskipun namanya sangat disegani dan dikagumi di kalangan rakyat Israel, ternyata Daud tidak bisa menahan diri dari godaan cinta. Ia memiliki istri-istri yang cukup banyak, entah dengan cara menikah atau menjalin hubungan di luar pernikahan yang sah.

Dalam catatan Alkitab, Daud diceritakan memiliki istri-istri yang bermacam-macam jumlahnya. Tidak seperti Salomo yang lebih memilih permaisuri dari luar negeri, Daud lebih senang memiliki istri-istri dari kalangan bangsawan atau keluarga kerajaan. Banyak yang menganggap bahwa perbuatan Daud ini lebih dipengaruhi oleh kekuasaan dan keinginan untuk memperluas wilayah kekuasaannya.

Tentu saja, kehidupan Salomo dan Daud tidak diganjar dengan hal-hal yang baik-baik saja. Dalam cerita Alkitab, kehidupan mereka berakhir dengan pahit dan konsekuensi berat yang harus mereka hadapi. Namun, ini menjadi bukti bahwa meski mereka adalah tokoh yang dianggap penting dalam sejarah keagamaan, mereka juga manusia dengan kelemahan dan kecenderungan yang tidak selalu benar.

Demikianlah, dua tokoh kontroversial dalam Alkitab Perjanjian Lama yang tidak hidup dalam monogami. Meski hal ini mungkin mengejutkan, tapi kita bisa belajar dari kesalahan dan pilihan buruk mereka. Semoga artikel ini memberikan wawasan baru dan mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kesetiaan dalam hubungan kita.

Apa itu Dua Tokoh Alkitab Perjanjian Lama yang Tidak Hidup dalam Monogami?

Perjanjian Lama dalam Alkitab merupakan kumpulan tulisan-tulisan suci yang menjadi dasar ajaran dan kepercayaan bagi umat Kristen. Di dalam Perjanjian Lama, terdapat dua tokoh yang tidak hidup dalam monogami, yaitu Abraham dan Yakub.

Abraham

Abraham adalah tokoh penting dalam sejarah Alkitab. Ia merupakan bapa leluhur umat Israel dan menjadi teladan iman dalam agama Kristen. Namun, dalam kisah hidupnya, Abraham tidak hidup dalam monogami. Ia memiliki istri bernama Sara, namun juga memiliki seorang gundik bernama Hagar.

Awalnya, Abraham dan Sara tidak memiliki keturunan, sehingga Sara memberikan Hagar kepada Abraham untuk menjadi istri di sampingnya. Dari hubungan tersebut, Hagar melahirkan seorang anak laki-laki bernama Ismael. Namun, kemudian, Sara juga dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Ishak yang merupakan anugerah Tuhan.

Meskipun Abraham memiliki dua istri, dalam kisah hidupnya, diceritakan bahwa Abraham tetap mencintai Sara dan Ishak adalah anak yang secara khusus diberkati oleh Tuhan. Hubungan Abraham dengan Hagar dan Ismael tidak berjalan dengan mulus dan akhirnya mereka berpisah.

Yakub

Yakub, juga dikenal sebagai Israel, adalah cucu Abraham dan merupakan tokoh penting dalam sejarah Israel. Yakub tidak hidup dalam monogami, namun memiliki empat istri yang bernama Lea, Rahel, Bilha, dan Zilpa.

Awalnya, Yakub jatuh cinta kepada Rahel dan meminta ayahnya untuk mendapatkannya sebagai istri. Namun, ayah Yakub, yakni Ishak, menikahkan Yakub dengan Lea sebagai istri pertamanya. Rahel kemudian dijadikan istri kedua setelah Yakub bekerja selama tujuh tahun untuk mendapatkannya.

Lea dan Rahel saling bersaing untuk mendapat perhatian dan kasih sayang Yakub. Namun, keduanya juga mempekerjakan hamba mereka, Bilha dan Zilpa, sebagai istri Yusuf. Dari keempat istri tersebut, Yakub memiliki dua belas anak laki-laki yang kemudian menjadi bapa dari dua belas suku bangsa Israel.

FAQs

1. Bagaimana konsep perkawinan dalam Alkitab?

Konsep perkawinan dalam Alkitab sebagian besar mengikuti pola monogami, yaitu satu pria bersatu dengan satu wanita dalam ikatan perkawinan yang sah. Hal ini terlihat misalnya pada tokoh-tokoh seperti Adam dan Hawa, dan juga pada pernyataan Yesus dalam Injil Matius 19:4-6 yang mengatakan bahwa “Oleh sebab itu, seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya, lalu bersekutu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.”

2. Mengapa Abraham dan Yakub tidak hidup dalam monogami?

Pada zaman Abraham dan Yakub, gaya hidup poligami masih menjadi praktik umum dalam masyarakat. Selain itu, dalam konteks kisah hidup mereka, hubungan poligami tersebut juga ada keterkaitannya dengan rencana Tuhan untuk membangun bangsa Israel yang sangat besar.

3. Bagaimana pandangan Kristen mengenai poligami?

Pandangan Kristen mengenai poligami beragam tergantung pada denominasi dan pandangan teologis masing-masing. Sebagian besar denominasi Kristen menganggap poligami sebagai praktik yang tidak sesuai dengan prinsip monogami yang diajarkan oleh Yesus dan mengacu pada kitab-kitab Perjanjian Baru yang menunjukkan pola perkawinan monogami.

Kesimpulan

Abraham dan Yakub adalah dua tokoh dalam Alkitab Perjanjian Lama yang tidak hidup dalam monogami. Mereka memiliki beberapa istri dan anak-anak dari hubungan tersebut. Meskipun poligami bukan merupakan praktik yang dianggap ideal dalam agama Kristen, kisah hidup mereka memiliki keterkaitan dengan rencana dan tujuan Tuhan dalam mendirikan bangsa Israel. Kesimpulannya, penting bagi kita sebagai pembaca untuk memahami konteks sejarah dan budaya dalam Alkitab dalam menginterpretasikan kisah-kisah tersebut.

Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang kisah-kisah dalam Alkitab, saya mendorong Anda untuk membaca dan mempelajari teks-teks tersebut dengan seksama. Dalam mengambil inspirasi dari tokoh-tokoh seperti Abraham dan Yakub, mari kita refleksikan nilai-nilai iman dan teladan hidup yang bisa kita aplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Hiyar
Mengisahkan cerita dan menulis buku anak. Dari bercerita di kelas hingga menciptakan kisah yang abadi, aku menciptakan pesona dan literasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *