Menyelami Fi’il Mudhari Majzum: Berkenalan dengan Kata Kerja dalam Tenses Masa Lalu

Posted on

Siapa di antara kita yang tidak pernah mendengar istilah “fi’il mudhari majzum”? Mungkin terdengar asing bagi beberapa orang, namun bagi pecinta bahasa, istilah ini sudah tidak asing lagi di telinga. Apa sih sebenarnya fi’il mudhari majzum dan apa hubungannya dengan tenses masa lalu? Mari kita menyelami bersama!

Fi’il mudhari majzum sendiri merupakan salah satu dari bentuk-bentuk kata kerja dalam bahasa Arab. Fi’il sendiri memiliki arti kata kerja, sedangkan mudhari berarti masa sekarang, dan majzum berarti masa lalu. Jadi, secara harfiah, fi’il mudhari majzum dapat diartikan sebagai kata kerja masa lalu.

Dalam bahasa Arab, terdapat beberapa tenses yang digunakan untuk menyatakan masa lalu, salah satunya adalah tenses fi’il mudhari majzum. Kata kerja dalam tenses ini memiliki ciri khas, yaitu akhirannya berakhiran dhammah (ـُ). Contohnya seperti “قَدْ جاءَ” (qad jaa), yang artinya “pernah datang”.

Namun, jangan khawatir bagi yang masih belajar bahasa Arab, fi’il mudhari majzum ini memang terdengar rumit pada awalnya, tetapi sebenarnya cukup digunakan dalam konteks tertentu. Misalnya, ketika kita ingin menyampaikan suatu peristiwa yang terjadi di masa lalu, kita dapat menggunakan fi’il mudhari majzum untuk memberikan nuansa tenses tersebut.

Tidak hanya dalam bahasa Arab, konsep tenses masa lalu juga ditemukan dalam bahasa Indonesia. Jika dalam bahasa Arab kita menggunakan fi’il mudhari majzum, dalam bahasa Indonesia kita menggunakan kata kerja dengan tambahan imbuhan “telah”. Misalnya, “Saya telah datang ke acara tersebut”.

Penggunaan fi’il mudhari majzum atau kata kerja masa lalu dalam bahasa Arab dapat menjadi daya tarik tersendiri dalam pembelajaran bahasa ini. Dengan menguasai tenses ini, kita dapat lebih memperkaya kosakata dan memahami konstruksi kalimat yang lebih kompleks.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan berbahasa Arab, tidak ada salahnya mencari bahan-bahan referensi tambahan, baik itu melalui buku, artikel, maupun video pembelajaran dalam jaringan. Semakin sering kita membaca, menulis, dan berlatih mengucapkan frasa-frasa dalam bahasa Arab, kita akan semakin terbiasa dengan penggunaan fi’il mudhari majzum dan bahasa Arab secara umum.

Mengapa tidak? Mari kita berpetualang dalam dunia fi’il mudhari majzum dan eksplorasi lebih lanjut tentang bahasa Arab yang begitu kaya ini. Semoga dengan memahami tenses masa lalu ini, kita dapat mengasah kemampuan berbahasa Arab kita dan membuka pintu-pintu baru untuk mengeksplorasi peradaban Arab yang luar biasa!

Apa itu fi’il mudhari majzum?

Fi’il mudhari majzum adalah salah satu bentuk kata kerja dalam bahasa Arab yang terletak pada bentuk مَجْزُوْمٌ (majzum) yang berarti “ditekan” atau “dibebani”. Fi’il mudhari majzum merupakan salah satu dari tiga bentuk kata kerja yang ada dalam bahasa Arab, yang lainnya adalah fi’il mudhari mabni (terbentuk tanpa tambahan akhiran) dan fi’il madhi (lampau).

Bentuk fi’il mudhari majzum ini digunakan untuk mengungkapkan suatu perbuatan atau kegiatan yang sedang dilakukan oleh subjek atau pelaku pada masa sekarang atau masa yang akan datang.

Fi’il mudhari majzum akan memiliki akhiran tertentu jika subjeknya merupakan gairu mutaaddi (tidak berubah) dan kadang-kadang memiliki perubahan pada huruf akhir jika subjeknya merupakan mutaaddi (berubah). Akhiran yang digunakan pada fi’il mudhari majzum tergantung pada jenis kata kerja yang digunakan.

Cara Fi’il Mudhari Majzum

Terdapat dua cara untuk membentuk fi’il mudhari majzum, yaitu:

Cara Pertama

Cara pertama adalah dengan menambahkan akhiran نَ (-na) pada akhir kata kerja untuk subjek tunggal (mufrod) dan akhiran تُ (-tu) untuk subjek jamak (jama’ah).

Contoh:

Subjek Tunggal (Mufrod) Subjek Jamak (Jama’ah)
يَكْتُبُ (yaktubu) يَكْتُبُوْنَ (yaktubuuna)
يَقْرَأُ (yaqra’u) يَقْرَأُوْنَ (yaqra’uuna)

Cara Kedua

Cara kedua adalah dengan mengubah huruf terakhir kata kerja menjadi ح (ha) untuk subjek tunggal dan حُوْ (huwa) untuk subjek jamak.

Contoh:

Subjek Tunggal (Mufrod) Subjek Jamak (Jama’ah)
يَأْكُلُ (ya’kulu) يَأْكُلُوْنَ (ya’kuluuna)
يَشْرَبُ (yashrabu) يَشْرَبُوْنَ (yashrabuuna)

FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Apa beda fi’il mudhari majzum dengan fi’il mudhari mabni?

Fi’il mudhari majzum dan fi’il mudhari mabni merupakan dua bentuk kata kerja yang berbeda. Fi’il mudhari majzum memiliki akhiran atau perubahan huruf akhir, sedangkan fi’il mudhari mabni tidak memiliki tambahan akhiran atau perubahan huruf akhir. Fi’il mudhari majzum digunakan untuk menyatakan perbuatan atau kegiatan yang sedang berlangsung pada masa sekarang atau masa yang akan datang, sedangkan fi’il mudhari mabni digunakan untuk menyatakan perbuatan atau kegiatan yang lagi-lagi berlangsung pada masa sekarang atau masa yang akan datang, tapi dengan cara yang lebih umum tanpa adanya akhiran atau perubahan huruf akhir.

2. Kapan kita menggunakan fi’il mudhari majzum?

Fi’il mudhari majzum digunakan ketika kita ingin menyatakan perbuatan atau kegiatan yang sedang dilakukan pada masa sekarang atau masa yang akan datang, baik untuk subjek tunggal atau jamak.

3. Apa contoh kalimat dengan fi’il mudhari majzum?

Berikut adalah contoh kalimat dengan fi’il mudhari majzum:

1. أَنَا أَذْهَبُ إِلَى المَدْرَسَةِ. (Ana adhabu ila al-madrasati) – Saya pergi ke sekolah.

2. هُمْ يَدْرُسُوْنَ العَرَبِيَّةَ. (Hum yadrusuna al-arabiyyah) – Mereka belajar bahasa Arab.

Kesimpulan

Dalam bahasa Arab, fi’il mudhari majzum adalah salah satu bentuk kata kerja yang mengungkapkan perbuatan atau kegiatan yang sedang dilakukan pada masa sekarang atau masa yang akan datang. Fi’il mudhari majzum dapat dibentuk dengan cara menambahkan akhiran tertentu pada akhir kata kerja atau mengubah huruf terakhir kata kerja. Penting untuk memahami dan menguasai fi’il mudhari majzum dalam mempelajari bahasa Arab. Dengan menguasai fi’il mudhari majzum, kita dapat lebih memperluas kosakata dan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab.

Ayo mulai belajar dan praktikkan fi’il mudhari majzum untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Arab kita!

Charles
Mengajar dan mengulas karya sastra. Dari kelas sastra hingga kritik sastra, aku menciptakan pemahaman dan evaluasi dalam tulisan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *