“Kata Baku Kendor”: Saat Bahasa Indonesia Kehilangan Keasliannya

Posted on

Seiring dengan kemajuan teknologi dan arus globalisasi yang semakin deras, tidak dapat dipungkiri bahwa penggunaan bahasa Indonesia juga bertransformasi. Munculnya kata-kata baru, slang, dan bahasa gaul menjadi fenomena yang sulit dihindari. Namun, bagaimana dengan kata-kata baku? Apakah mereka berada pada tepian jurang kehampaan, ataukah mereka tetap bertahan sebagai penjaga keaslian Bahasa Indonesia?

Terkadang, kita mungkin tergelincir menghadapi tantangan yang dihadirkan oleh perkembangan zaman ini. Penggunaan kata-kata baku atau resmi seringkali tergeser oleh gaya bahasa yang lebih santai dan trendy. Salah satunya adalah fenomena “kata baku kendor.” Ide pembentukannya mungkin tampak sederhana, yaitu menggantikan kata-kata baku dengan versi yang lebih kekinian atau berbeda dalam pengucapannya.

Misalnya, kata “saya” yang diganti dengan “gue”, “makan” dengan “nyemil”, atau “kecewa” dengan “kendor.” Jika dilihat dari sudut pandang linguistik, kita dapat mengatakan bahwa perkembangan semacam ini terjadi secara alami dalam setiap bahasa. Namun, apakah “kata baku kendor” ini mempengaruhi kualitas Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi?

Proses evolusi bahasa adalah suatu keniscayaan, namun hal ini tidak boleh dengan seenaknya menghilangkan keaslian dan integritas bahasa yang telah ada. Kata-kata baku sejatinya adalah identitas Bahasa Indonesia. Mereka adalah pewaris nilai-nilai budaya dan sejarah Indonesia yang tak ternilai harganya.

Lantas, apakah perlu kita panik atau menyalahkan perkembangan bahasa ini? Tidak sebatas itu. Di balik semua ragam perkembangan bahasa yang ada, kita juga memiliki tanggung jawab untuk menjaga kesucian dan keutuhan Bahasa Indonesia. Menghargai kata-kata baku seperti “saya,” “makan,” atau “kecewa” adalah cara kita untuk menghormati bahasa yang kita gunakan sehari-hari.

Pada akhirnya, kita sebagai penutur bahasa Indonesia haruslah bijak dalam menggunakan bahasa. Kreativitas dalam berbahasa adalah hal yang positif, tetapi tidak menjadikan kehilangan identitas bahasa kita sebagai konsekuensinya. Mari kita tetap mencintai dan menjaga Bahasa Indonesia, termasuk kata-kata bakunya, agar kemuliaan serta keasliannya tetap terjaga.

Apa itu kata baku kendor?

Kata baku adalah kata yang sudah bersifat resmi, berstandar, dan terdapat dalam kamus bahasa Indonesia. Sedangkan kata kendor adalah kata yang tidak baku, tidak memiliki standar resmi, dan tidak terdapat dalam kamus bahasa Indonesia. Dalam konteks kebahasaan, kata kendor sering digunakan untuk menyebut kata-kata yang umum digunakan secara informal dalam percakapan sehari-hari.

Secara formal, kata kendor dapat dikategorikan sebagai kata tidak baku atau kata sehari-hari yang tidak ditemui dalam kamus resmi. Kata ini muncul dari penggunaan kata-kata yang sudah lazim digunakan oleh masyarakat, terutama dalam percakapan di lingkungan informal.

Contoh kata baku kendor:

Kata Baku: makan, minum, tidur

Kata Kendor: makanan, minuman, tiduran

Pada contoh di atas, kata baku adalah kata dasar yang memiliki arti sendiri, sedangkan kata kendor adalah penggunaan tambahan seperti akhiran, awalan, atau konfiks yang menambahkan makna atau perubahan makna ke dalam kata baku.

Cara kata baku kendor

1. Menambahkan Akhiran

Cara pertama untuk membuat kata baku menjadi kata kendor adalah dengan menambahkan akhiran pada kata baku tersebut. Misalnya, kata “senang” dapat dijadikan kata kendor dengan menambahkan akhiran “kan” menjadi “senangkan”.

Contoh:

Kata Baku: berjalan

Kata Kendor: berjalan-jalan

Penjelasan: Dalam contoh ini, kata “berjalan” diubah menjadi kata kendor dengan menambahkan akhiran “-jalan” di belakangnya.

2. Menambahkan Awalan

Cara kedua adalah dengan menambahkan awalan pada kata baku. Awalan yang dapat digunakan antara lain “me-“, “di-“, “ber-“, dan lain sebagainya. Misalnya, kata “makan” dapat diubah menjadi kata kendor dengan menambahkan awalan “me-” menjadi “memakan”.

Contoh:

Kata Baku: tidur

Kata Kendor: tiduran

Penjelasan: Pada contoh ini, kata “tidur” diubah menjadi kata kendor dengan menambahkan awalan “di-” di depannya.

3. Menggunakan Konfiks

Cara ketiga adalah dengan menggunakan konfiks, yaitu gabungan dari awalan dan akhiran yang ditambahkan pada kata baku. Misalnya, kata “cinta” dapat diubah menjadi kata kendor dengan menambahkan konfiks “ke-” dan “-an” menjadi “kecintaan”.

Contoh:

Kata Baku: makan

Kata Kendor: pemakanan

Penjelasan: Dalam contoh ini, kata “makan” diubah menjadi kata kendor dengan menggunakan konfiks “pe-” dan “-an” di depan dan belakang kata baku.

Frequently Asked Questions (FAQ)

Apa perbedaan antara kata baku dan kata kendor?

Kata baku adalah kata yang memiliki standar resmi, terdapat dalam kamus bahasa Indonesia, dan digunakan dalam konteks formal. Sedangkan kata kendor adalah kata tidak baku yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari dan tidak memiliki standar resmi. Perbedaan utama antara keduanya terletak pada penggunaannya dalam konteks bahasa dan keformalannya.

Apa dampak penggunaan kata kendor dalam komunikasi?

Penggunaan kata kendor dalam komunikasi sehari-hari, terutama dalam lingkungan informal, dapat mempengaruhi pemahaman dan interpretasi pesan. Penggunaan kata kendor sering kali membuat pesan tidak jelas dan kurang baku, sehingga dapat menyebabkan kesalahpahaman dalam komunikasi.

Bagaimana cara menghindari penggunaan kata kendor yang berlebihan?

Untuk menghindari penggunaan kata kendor yang berlebihan, penting untuk selalu berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata yang baku dan standar. Menggunakan kata-kata yang baku dapat memastikan pesan yang disampaikan lebih jelas, baku, dan mudah dipahami oleh semua orang yang menerima pesan tersebut.

Kesimpulan

Dalam penggunaan bahasa Indonesia, kata baku kendor adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perbedaan antara kata yang baku dan kata yang tidak baku atau kata kendor. Kata kendor sering kali digunakan dalam percakapan sehari-hari, namun penggunaannya tidak disarankan dalam konteks formal atau resmi.

Untuk memastikan komunikasi yang jelas dan tepat, penting bagi kita untuk menggunakan kata-kata yang baku dan standar. Dengan menggunakan kata-kata baku, kita dapat memastikan agar pesan yang disampaikan mudah dipahami dan tidak menimbulkan kesalahpahaman di antara para penerima pesan.

Jadi, dalam berkomunikasi, perhatikan penggunaan kata-kata yang baku dan hindari penggunaan kata kendor yang berlebihan. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa komunikasi yang kita lakukan dapat berjalan dengan baik dan efektif.

Semoga informasi ini bermanfaat dan dapat meningkatkan pemahaman kita tentang kata baku kendor. Mari bersama-sama merawat kekayaan bahasa Indonesia dengan menggunakan kata-kata yang baku dan standar.

Halim
Mengajar dengan cinta dan menulis puisi. Dari memberikan kasih sayang kepada siswa hingga mengekspresikan perasaan dalam kata-kata, aku menciptakan kebahagiaan dan seni dalam tulisan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *