Lukas 9:18-22 – Mengenal Sisi Santai Jesus dalam Perjalanan-Nya

Posted on

Seperti yang dilaporkan dalam Injil Lukas, adegan ini terjadi saat Yesus sedang berada di tengah perjalanan-Nya dengan para murid-Nya. Meski suasana mungkin terasa serius, kita dapat melihat bagaimana Yesus dapat menciptakan momen santai dan ceria dalam waktu yang sama.

Scene: Sang Mesias dan Murid-Murid Beristirahat di Perjalanan

Yuk, kita bayangkan saat itu! Yesus dan para murid-Nya sedang berjalan-jalan mengarungi wilayah di sekitar Galilea. Di tengah perjalanan, Sang Guru merasa perlu untuk mengecek sejauh mana pengikut-Nya memahami siapakah diri-Nya sebenarnya.

Sebagai sosok guru yang ulung dan penuh hikmat, Yesus menggunakan momen istirahat itu untuk bertanya kepada murid-murid-Nya. Dia berkata, “Siapakah orang banyak mengatakan bahwa Aku ini?”

Dialog Santai dengan Sentuhan Kehumorisan

Mungkin kita sempat membayangkan suasana menjadi tegang dan hening. Tapi, tidak bagi Yesus! Dia tidak menutup interaksi ini dengan suasana serius yang kaku. Tidak! Sang Guru bahkan mencoba mengangkat suasana dengan sentuhan kehumorisan.

Para murid ramai-ramai mulai menjawab, “Ada yang mengatakan Engkau adalah Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan Engkau adalah Elia, atau salah satu dari nabi-nabi zaman dahulu yang bangkit kembali.”

Tiba-tiba, Yesus mengubah tone pembicaraan dengan mengajukan pertanyaan yang lebih personal, “Tetapi kamu, siapakah kamu mengatakan bahwa Aku ini?”

Petrus, selayaknya murid cerdas yang kadang suka bercanda, dengan spontan menjawab, “Engkau adalah Mesias yang dijanjikan!”

Pergumulan Sang Mesias

Sesaat setelah jawaban Petrus, suasana berubah menjadi sedikit tegang. Yesus mengingatkan para murid-Nya untuk tidak menceritakan hal ini kepada siapapun. Tidak untuk saat ini.

Yesus pun melanjutkan ceritanya, mengatakan bahwa Dia akan menderita banyak hal. Dia akan ditolak oleh para tua-tua, imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat, dan pada akhirnya, akan disalibkan. Adegan yang tadinya santai pun berubah jadi serius seketika.

Kesimpulan

Dalam melihat kisah ini, kita diajak menyadari sisi santai Yesus yang jarang diceritakan. Sang Guru yang humoris dan berjiwa bebas, mampu menciptakan suasana riang meskipun dalam momen yang menuntut. Kehadiran-Nya mampu mencairkan suasana tegang dan memberikan kehangatan dalam perjalanan hidup.

Mari kita mengenal dan mengikuti jejak kasih dan kegembiraan Yesus. Momen-momen yang tampak serius dan berat pun akan menjadi lebih ringan dengan bumbu-bumbu santai yang kita selipkan dalam hidup ini.

Apa itu Lukas 9:18-22?

Lukas 9:18-22 adalah bagian dari Injil Lukas dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Pasal ini mencatat salah satu peristiwa penting dalam perjalanan Yesus Kristus dan pengajaran-Nya kepada para rasul-Nya. Dalam pasal ini, Lukas merangkum sejumlah peristiwa yang terjadi di sekitar wilayah Kaisarea Filipi di Galilea.

Penjelasan Lukas 9:18-22

Pada awal pasal ini, Lukas menceritakan tentang saat Yesus berdoa sendirian dan kemudian bertanya kepada para murid-Nya tentang apa yang dikatakan orang-orang tentang diri-Nya. Para murid itu menjawab, “Ada yang mengatakan bahwa Engkau adalah Yohanes Pembaptis, ada yang mengatakan Elia, dan ada pula yang mengatakan bahwa salah seorang dari para nabi yang sudah bangkit.” (Lukas 9:19).

Lalu Yesus menanyakan langsung kepada mereka, “Tetapi kamu sendiri, siapakah kamu mengatakan Aku ini?” (Lukas 9:20). Petrus menjawab dengan tegas, “Kristus Allah.” (Lukas 9:20).

Makna Lukas 9:18-22

Pernyataan Petrus ini menunjukkan keyakinannya bahwa Yesus adalah Mesias yang ditunggu-tunggu, Sang Anak Allah yang akan menyelamatkan umat manusia. Yesus kemudian mengingatkan para murid-Nya untuk tidak memberitahukan hal ini kepada siapapun.

Selanjutnya, Yesus mulai memberitahu mereka tentang pengorbanan diri-Nya yang akan datang. Dia menjelaskan bahwa Dia harus menderita banyak hal, ditolak oleh pemimpin-pemimpin agama Yahudi, disiksa, dan dibunuh. Namun, pada hari yang ketiga, Dia akan bangkit kembali (Lukas 9:22).

Cara Lukas 9:18-22

Cara Lukas 9:18-22 ini mengajarkan beberapa hal kepada kita:

1. Pengakuan Iman

Ketika Yesus bertanya, “Siapakah kamu mengatakan Aku ini?” (Lukas 9:20), Petrus dengan jelas dan tegas berkata, “Kristus Allah.” Ini adalah pengakuan iman yang penting bagi para pengikut Kristus. Pengakuan iman kita tentang siapa Yesus Kristus adalah dasar kepercayaan kita dan menjadikan kita orang beriman yang teguh.

2. Pengorbanan dan Penyangkalan Diri

Dalam bagian ini, Yesus berbicara tentang penderitaan yang akan Dialami-Nya, bahwa Dia harus menderita banyak hal, ditolak, disiksa, dan dibunuh. Hal ini mengajarkan kepada kita pentingnya pengorbanan dan penyangkalan diri sebagai pengikut-Nya. Yesus sendiri adalah teladan yang sempurna dalam pengorbanan diri, dan Dia mengajarkan kita untuk mengambil salib kita setiap hari dan mengikutinya (Lukas 9:23).

3. Kebangkitan dan Kemenangan

Yesus juga mengungkapkan bahwa setelah menderita dan mati, Dia akan bangkit kembali pada hari yang ketiga. Ini adalah pengajaran yang sangat penting karena mengingatkan kita bahwa kehidupan Kristen bukanlah tentang penderitaan dan kematian semata, tetapi juga tentang kebangkitan dan kemenangan. Kebangkitan Kristus menjamin kepada kita bahwa Roh-Nya adalah kuat dan hidup dalam kita, memampukan kita untuk mengatasi segala rintangan dan mengalami kemenangan dalam hidup kita.

Pertanyaan Umum (FAQ)

1. Apa arti “Kristus Allah” yang diucapkan oleh Petrus?

“Kristus Allah” yang diucapkan oleh Petrus adalah pengakuan bahwa Yesus adalah Mesias yang dinantikan oleh umat manusia dan bahwa Dia adalah Allah yang menyelamatkan. Dalam tradisi Kristen, Kristus adalah gelar untuk Yesus yang menunjukkan kedudukan-Nya sebagai Juruselamat dan Anak Allah yang menjadi manusia.

2. Mengapa Yesus melarang para murid untuk memberi tahu orang lain tentang pengakuan Petrus?

Yesus melarang para murid untuk memberi tahu orang lain tentang pengakuan Petrus karena saat itu belum waktunya Yesus dinyatakan secara terbuka sebagai Mesias oleh masyarakat umum. Tujuan-Nya adalah untuk menyelesaikan pengorbanan diri-Nya, mati dan kebangkitan-Nya, sebelum Dia dinyatakan sebagai Mesias yang dijanjikan dalam Kitab Suci.

3. Mengapa pengajaran tentang penderitaan dan kematian Yesus perlu disampaikan kepada para murid?

Pengajaran tentang penderitaan dan kematian Yesus perlu disampaikan kepada para murid agar mereka memahami bahwa penderitaan dan kematian-Nya adalah bagian dari rencana keselamatan Allah untuk umat manusia. Hal ini juga mengajarkan kepada para murid bahwa mereka juga harus siap menderita dan mengorbankan diri demi pengikut Kristus yang setia.

Kesimpulan

Lukas 9:18-22 adalah bagian yang penting dari Injil Lukas. Melalui peristiwa ini, kita diajarkan tentang pentingnya pengakuan iman, pengorbanan diri, kebangkitan dan kemenangan dalam hidup Kristiani. Meskipun Yesus harus menderita dan mati, Dia juga bangkit kembali, memberikan harapan dan kekuatan bagi kita semua.

Saat kita mempelajari dan merenungkan tentang Lukas 9:18-22, kita diundang untuk mempertimbangkan apa yang kita percayai tentang Yesus Kristus dan apa yang siap kita lakukan sebagai pengikut-Nya. Mari kita hidup dalam iman, mengambil salib kita setiap hari, dan mengikutinya dengan penuh kesetiaan.

Navaz
Menginspirasi siswa dan mengarang buku. Antara mengajar dan menulis, aku menciptakan pemahaman dan karya sastra.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *