“Lukas 9:22-27: Mengikuti Jejak Yesus dengan Jiwa yang Gembira”

Posted on

Pada suatu hari yang cerah di mana sinar matahari menyinari kerumunan orang yang sangat antusias, Yesus menyampaikan pesan yang menggetarkan hati para pendengarnya. Dalam Lukas 9:22-27, kita akan menemukan petunjuk berharga tentang bagaimana menjadi pengikut setia Yesus dengan jiwa yang gembira.

Yesus dengan penuh kehangatan berkata kepada para pengikut-Nya, “Anak Manusia harus menderita banyak hal dan ditolak oleh orang-orang tua, imam-imam kepala, serta ahli-ahli Taurat. Ia akan dibunuh, tetapi tiga hari kemudian akan bangkit hidup kembali.” Pesan ini seakan memancar semangat perjuangan dan kemenangan atas setiap penderitaan yang akan dihadapi.

Dalam situasi yang mungkin dipenuhi dengan tantangan dan penderitaan, Yesus menyampaikan panggilan-Nya bagi setiap orang yang ingin mengikutinya, “Siapa yang ingin mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari, dan mengikut Aku.” Panggilan ini mungkin terdengar berat, tetapi Yesus juga memberikan janji: “Siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya. Tetapi siapa yang kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya.”

Pesan tersebut mengajak kita untuk tidak hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, tetapi juga mengabdikan hidup kepada Tuhan dan menjalankan tugas-Nya di dunia ini. Dalam melakukan hal itu, Yesus menuturkan bahwa kita harus bersedia menanggung salib kita masing-masing. Salib ini bukanlah simbol fisik, tetapi merupakan penderitaan dan perjuangan yang kita hadapi dalam hidup.

Bagaimana cara mengikuti Yesus dengan jiwa yang gembira? Yesus memberikan jawabannya: “Sebab barangsiapa yang malu akan Aku dan akan perkataan-Ku, maka Anak Manusia juga akan malu karena dia, apabila Ia datang dalam kemuliaan-Nya dan dalam kemuliaan Bapa dan para malaikat kudus.” Menjadi pengikut Yesus tidaklah mudah, tetapi Yesus menjamin bahwa mereka yang setia akan diberkati dan kemuliaan akan mengiringi hidup mereka.

Yesus mempertegas perkataan-Nya dengan mengajak para pendengarnya untuk merenungkan kenyataan hidup yang fana ini, “Karena barangsiapa malu karena Aku dan perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan ini yang keji dan berdosa, Anak Manusia nanti akan malu karena dia, apabila Ia datang dalam kemuliaan-Nya dan dalam kemuliaan Bapa dan para malaikat kudus.”

Tampaknya, Yesus ingin mengingatkan kita agar tidak terjebak dalam memuja kekayaan dan popularitas semata. Ia mengajak kita untuk memiliki prioritas yang benar dan memfokuskan hidup kita pada-Nya, meskipun harus diiringi dengan penderitaan dan penolakan. Dengan mengikuti jejak Yesus dengan jiwa yang gembira, kita secara tidak langsung juga menyebarkan cahaya-Nya di tengah dunia yang kegelapan.

Dalam Lukas 9:22-27, Yesus memberikan instruksi dan janji untuk mereka yang mau mengikutinya dengan jalan salib. Dalam cara berpikir dan bertindak yang penuh pengorbanan, kita akan menemukan kebahagiaan dan pemenuhan yang sejati. Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu siap mengambil salib dan mengikuti Yesus dengan jiwa yang gembira?

Apa itu Lukas 9:22-27?

Lukas 9:22-27 adalah sebuah bagian dari Injil Lukas dalam Alkitab Kristen. Ayat-ayat ini berbicara tentang pernyataan Yesus kepada murid-murid-Nya mengenai penderitaan yang akan Dia alami dan panggilan bagi orang-orang yang ingin mengikutinya. Ayat-ayat ini mengandung pengajaran penting tentang arti sejati dari mengikuti Kristus dan nilai-nilai yang harus dipegang oleh seorang pengikut-Nya.

Cara Lukas 9:22-27

Dalam Lukas 9:22-27, Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa “Anak Manusia harus menderita banyak hal, ditolak oleh tua-tua kepala imam, ahli-ahli Taurat dan ahli-ahli agama, dibunuh dan pada hari yang ketiga akan dibangkitkan kembali.” (Lukas 9:22)

Yesus merujuk pada nasib-Nya yang mengarah kepada penderitaan dan kematian-Nya di kayu salib. Dia menyadari bahwa bagi-Nya, mengikuti jalan salib adalah hal yang tidak terhindarkan. Bagi setiap orang yang ingin mengikutinya, dia juga harus siap menghadapi penderitaan dan menanggalkan hidupnya sendiri. Ini adalah panggilan untuk menyangkal diri dan mengambil salibnya setiap hari.

Yesus melanjutkan dengan mengatakan bahwa setiap orang yang ingin mengikuti-Nya harus siap mengorbankan hidupnya sendiri. Mengikut Yesus adalah tentang menyerahkan diri sepenuhnya kepada-Nya dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Sebagai pengikut-Nya, kita harus menempatkan Yesus di atas segalanya dan rela menanggung penderitaan dan penolakan karena iman kita.

Yesus juga mengingatkan murid-murid-Nya tentang pentingnya menghargai nilai kehidupan. Dia mengatakan kepada mereka bahwa apa pun yang mereka peroleh di dunia ini tidak ada artinya jika mereka kehilangan hidup kekal mereka. Kekalahan dunia adalah hal yang sia-sia jika diperbandingkan dengan mempertahankan iman dan hidup yang benar di hadapan Allah.

Selain itu, Yesus mengajarkan bahwa setiap orang harus siap untuk merelakan segalanya demi Kristus. Dia mengatakan bahwa siapa pun yang malu akan Dia dan ajaran-Nya di hadapan orang-orang, Dia juga akan malu terhadap orang itu ketika Dia datang dalam kemuliaan-Nya dan kemuliaan Bapa serta para malaikat kudus-Nya. Mengikut Kristus adalah tentang berani menyatakan iman kita di dunia ini, meski terkadang akan dihadapkan pada penindasan dan penolakan oleh orang lain.

Pertanyaan Umum

1. Mengapa Yesus harus menderita dan mati di kayu salib?

Yesus harus menderita dan mati di kayu salib karena itu adalah penyelamatan bagi umat manusia. Melalui kematian-Nya, dosa-dosa manusia dapat diampuni dan hubungan yang rusak antara manusia dan Allah dapat dipulihkan. Kematian-Nya juga adalah tindakan kasih-Nya yang sempurna, menunjukkan betapa besar kasih Allah kepada umat manusia.

2. Mengapa mengikuti Yesus membutuhkan pengorbanan dan penderitaan?

Mengikuti Yesus membutuhkan pengorbanan dan penderitaan karena itu adalah tanda dari komitmen dan kehidupan yang sepenuhnya di dalam Kristus. Pengorbanan yang kita alami adalah bagian dari jalan salib yang harus kita bawa, yang mencerminkan penderitaan dan kematian Yesus. Penderitaan juga membentuk dan menguji iman kita, memperdalam hubungan kita dengan Tuhan, dan menyempurnakan karakter kita.

3. Apa arti menyangkal diri dan mengambil salib setiap hari?

Menyangkal diri dan mengambil salib setiap hari berarti meletakkan kehendak kita sendiri dan hidup kita di dalam Kristus. Ini adalah panggilan untuk hidup bukan lagi untuk diri sendiri, tetapi untuk Allah dan sesama. Ini juga berarti mengikuti teladan Yesus dalam hidup kudus, bersedia untuk mengorbankan kepentingan pribadi kita demi kehendak Allah, dan menghadapi penolakan dan penderitaan karena iman kita.

Kesimpulan

Lukas 9:22-27 mengajarkan kita tentang arti sejati dari mengikuti Kristus. Menjadi pengikut Yesus membutuhkan pengorbanan, penderitaan, dan penolakan dunia. Namun, pengorbanan ini tidak sia-sia, karena di dalamnya terdapat pahala yang besar dan hidup yang kekal. Sebagai pengikut-Nya, kita dipanggil untuk menempatkan-Nya di atas segalanya dan menjalani hidup yang benar sesuai dengan kehendak-Nya. Mari kita menjadi orang-orang yang berani menyatakan iman kita di dunia ini, siap menghadapi segala tantangan dan penolakan, karena inilah panggilan sejati seorang pengikut Kristus.

Charles
Mengajar dan mengulas karya sastra. Dari kelas sastra hingga kritik sastra, aku menciptakan pemahaman dan evaluasi dalam tulisan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *