Kisah Markus 1:35-39: Mengungsi Menuju Dataran Terbuka

Posted on

Pada suatu hari, saat matahari baru saja menyingsing dan pagi masih merambat dengan perlahan, Yesus yang tak lelah dari berbagai pelayanan-Nya, memutuskan untuk memulai hari-Nya dengan berdoa. Dalam cerita Kitab Markus 1:35-39, kita diajak melihat momen yang intim ini ketika Yesus menarik diri ke suatu tempat yang sunyi, menjauh dari keramaian kota.

Ketika orang-orang masih terlelap dalam tidurnya, Yesus menghilang di antara bayang-bayang malam yang masih menyelimuti langit. Ia tahu bahwa dalam kesunyian itulah, hati-Nya dapat bersambung dengan Bapa-Nya di surga. Dan setelah begitu lamanya bersembahyang, Yesus pun memanggil para murid-Nya untuk bersiap-siap dan melanjutkan perjalanan mereka.

“Mari kita pergi ke daerah lain, ke desa-desa di sekitar sini. Aku harus memberitakan kabar baik tentang Kerajaan Allah juga di sana,” ucap Yesus dengan lantang, memberikan petunjuk kepada para murid-Nya.

Beberapa saat kemudian, mereka pun memulai perjalanan mereka. Mereka berjalan melalui jalanan berdebu, di antara perbukitan yang menghijau dan sawah yang luas. Dalam keadaan seperti itulah, Yesus dan para murid-Nya merasa seperti meninggalkan segala beban di belakang dan menapaki petualangan baru yang penuh dengan harapan.

Namun sayangnya, kabar tentang Yesus tidaklah bisa lama tersembunyi. Seiring berjalannya waktu, orang-orang mulai menyadari kepergian-Nya dan memutuskan untuk mengikutinya. Keberadaan Yesus yang tak terbantahkan mengundang rasa ingin tahu yang besar, dan orang-orang mulai menjulurkan kepala dari jendela dan pintu-pintu rumah mereka. Mereka ingin melihat, mendengar, dan menyentuh Yesus.

Sampai akhirnya, pada suatu tempat, Yesus berhenti dan menoleh ke belakang. Tampak jelas bahwa keberadaan-Nya dalam setiap desa yang mereka lewati telah menarik perhatian masyarakat setempat. Yesus tahu bahwa visi-Nya untuk memberitakan Kabar Baik tak dapat diabaikan. Namun, ketika Ia melihat kerumunan yang semakin bertambah, Ia juga menyadari betapa pentingnya menjaga ketenangan dalam kehidupan-Nya yang penuh dengan tugas dan tanggung jawab.

Dengan bijaksana, Yesus kembali memberikan arahan kepada para murid-Nya. “Marilah kita pergi ke dataran terbuka, ke suatu tempat yang jauh dari kerumunan ini. Kita butuh istirahat sejenak,” kata-Nya dengan lembut, menyatakan kebutuhannya untuk beristirahat sejenak dari kegiatan yang begitu padat.

Perjalanan pun dilanjutkan, tapi kali ini mereka menuju dataran terbuka yang tenang. Mereka berjalan di bawah sinar matahari yang lembut, menghirup udara segar yang memenuhi paru-paru mereka. Di sana, Yesus dan para murid-Nya menemukan ketenangan yang begitu didambakan, di mana mereka bisa berbicara tanpa gangguan dan merasa dekat dengan alam.

Sejenak, mereka melupakan tentang tanggung jawab mereka sebagai pemberita Kabar Baik. Mereka merasa dikuatkan dengan berada di tempat ini, kembali terhubung dengan pikiran dan perasaan mereka yang terdalam. Sudah seharusnya bagi mereka untuk mengisi kembali energi batin mereka, agar dapat melanjutkan tugas mereka dengan semangat dan keberanian yang baru.

Saat waktu istirahat berakhir, Yesus melihat bahwa orang-orang mulai mencari mereka. Para murid-Nya bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan. Mereka mengerti tanggung jawab mereka yang tak terelakkan untuk memberitakan Kabar Baik ke seluruh dunia. Kini mereka memperoleh waktu untuk persiapan ulang di dataran terbuka ini.

Momen itu, dengan keindahannya, mencatat satu babak lain dalam kisah perjalanan Yesus dan para murid-Nya. Mereka mengalami momen yang penuh dengan kasih dan kebijaksanaan, menunjukkan betapa pentingnya menjaga keseimbangan antara melayani dan mengisi diri sendiri.

Apa itu Markus 1:35-39?

Markus 1:35-39 adalah sebuah bagian dalam Injil Markus di Alkitab Kristen. Bagian ini merupakan narasi tentang kehidupan Yesus Kristus saat Ia melakukan pelayanan-Nya di dunia ini. Markus 1:35-39 memberikan gambaran tentang praktik doa Yesus dan pentingnya menjaga hubungan yang erat dengan Bapa-Nya.

Pada waktu itu, Yesus dan murid-murid-Nya sedang menjalani pelayanan-Nya di kota Kapernaum. Markus 1:35-39 menggambarkan momen ketika Yesus bangun pagi-pagi sekali dan pergi ke tempat yang sunyi untuk berdoa. Hal ini menunjukkan dedikasi dan komitmen Yesus dalam menjaga hubungan yang intim dengan Allah Bapa-Nya.

Cara Markus 1:35-39 Dijalankan

Berdasarkan Markus 1:35-39, ada beberapa langkah yang dapat kita ambil untuk mengikuti contoh Yesus dalam menjalankan praktik doa dan menjaga hubungan pribadi dengan Allah:

1. Bangun Pagi

Seperti yang dilakukan oleh Yesus, kita dapat memulai hari dengan mengatur waktu untuk berdoa dan berkomunikasi dengan Allah sebelum kesibukan sehari-hari mulai. Bangun pagi memberikan waktu yang tenang dan sunyi untuk dapat fokus dalam berbicara dengan Allah.

2. Pergi ke Tempat Sunyi

Yesus pergi ke tempat yang sunyi untuk berdoa. Tempat yang sunyi memungkinkan kita untuk terhindar dari gangguan dan dapat berkonsentrasi dalam berbicara dengan Allah. Tempat yang sunyi juga membantu menciptakan atmosfer yang memungkinkan kita untuk merenung dan mendengar dengan jelas suara Allah dalam doa.

3. Menghabiskan Waktu dengan Allah

Saat berdoa, kita perlu menghabiskan waktu yang cukup dengan Allah. Yesus menghabiskan waktu yang lama dalam doa-Nya. Hal ini menunjukkan kebutuhan untuk menyampaikan kebutuhan, harapan, dan pengabdian kita kepada Allah secara sungguh-sungguh. Menghabiskan waktu yang cukup dengan Allah juga memperkuat iman dan hubungan kita dengan-Nya.

Dengan mengikuti contoh Yesus dalam Markus 1:35-39, kita dapat memperdalam hubungan kita dengan Allah dan memperkuat praktik doa kita. Tidak hanya penting untuk melakukan doa secara rutin, tetapi juga penting untuk menjaga hubungan yang erat dan terus-menerus dengan Allah dalam kehidupan sehari-hari.

FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Apakah penting untuk bangun pagi dalam berdoa?

Ya, bangun pagi dapat memberikan waktu yang tidak terganggu untuk berdoa dan berkomunikasi dengan Allah. Bangun pagi juga memberikan kesempatan untuk menjaga hubungan yang dekat dengan-Nya sebelum kesibukan sehari-hari mulai.

2. Mengapa pergi ke tempat sunyi penting dalam berdoa?

Pergi ke tempat sunyi membantu kita terhindar dari gangguan dan memungkinkan kita untuk berkonsentrasi dalam berbicara dengan Allah. Tempat sunyi juga menciptakan atmosfer yang memungkinkan kita untuk merenung dan mendengar dengan jelas suara Allah dalam doa.

3. Mengapa menghabiskan waktu dengan Allah dalam doa penting?

Menghabiskan waktu yang cukup dengan Allah dalam doa memperdalam hubungan kita dengan-Nya. Hal ini juga memperkuat iman dan memperkuat praktik doa kita. Menghabiskan waktu yang cukup dengan Allah juga memungkinkan kita untuk menyampaikan kebutuhan, harapan, dan pengabdian kita dengan sungguh-sungguh.

Kesimpulan

Markus 1:35-39 memberikan contoh tentang pentingnya menjaga hubungan erat dengan Allah melalui praktik doa. Dalam menjalankan praktik doa, kita dapat mengikuti contoh Yesus dengan bangun pagi, pergi ke tempat sunyi, dan menghabiskan waktu yang cukup dengan Allah. Praktik doa secara rutin dan menjaga hubungan yang erat dengan Allah akan memperdalam iman kita, memperkuat hubungan kita dengan-Nya, dan memampukan kita untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya.

Ayo, mulai hari ini, luangkan waktu untuk berdoa dan menjaga hubungan erat dengan Allah. Jadikan praktik doa sebagai prioritas dalam kehidupan kita dan saksikanlah perubahan yang luar biasa dalam hidup kita.

Pasya
Menulis kisah dan membimbing generasi muda. Antara menciptakan cerita dan membentuk masa depan, aku mencari inspirasi dalam kata dan pembelajaran.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *