Perbedaan Taksonomi Bloom dan Anderson: Mengenali Tingkat Kebutuhan Belajar

Posted on

Belajar adalah proses penting dalam kehidupan kita, baik di sekolah maupun dalam pengembangan diri. Dalam dunia pendidikan, terdapat beberapa pendekatan yang digunakan untuk menggambarkan tingkat kebutuhan belajar seseorang. Dua di antaranya adalah taksonomi Bloom dan taksonomi Anderson. Meskipun memiliki tujuan yang sama, yaitu mengidentifikasi tingkat pemahaman siswa, kedua taksonomi ini memiliki perbedaan yang unik. Mari kita bahas lebih lanjut!

Taksonomi Bloom: Mewarnai Peta Proses Pemahaman

Taksonomi Bloom, yang dikembangkan oleh Benjamin Bloom pada tahun 1956, dikenal sebagai hierarki yang terdiri dari enam tingkat pemahaman. Taksonomi ini sering digunakan di berbagai kurikulum dan modul pembelajaran karena kemudahan dalam memahami proses belajar siswa.

Pertama adalah tingkat pengetahuan. Di sini, siswa diminta untuk memahami fakta-fakta dasar atau informasi yang paling mendasar. Misalnya, mengingat nama-nama benua atau mengidentifikasi struktur sel.

Kedua, adalah tingkat pemahaman, yang melibatkan kemampuan siswa untuk menjelaskan konsep atau prinsip yang dipelajari. Misalnya, menggambarkan siklus hidrologi atau menjelaskan hukum gravitasi.

Selanjutnya adalah tingkat aplikasi, di mana siswa menerapkan konsep yang dipelajari ke dalam situasi yang berbeda. Misalnya, menggunakan persamaan kuadrat untuk memecahkan masalah matematika.

Kemudian, tingkat analisis melibatkan kemampuan siswa untuk memecah sesuatu menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan memahami hubungan antara mereka. Misalnya, mengidentifikasi konflik dalam cerita pendek atau mengevaluasi argumentasi dalam artikel.

Kelima, adalah tingkat evaluasi, di mana siswa dapat mengevaluasi atau mengkritik gagasan atau konsep yang diajarkan. Misalnya, menyimpulkan apakah suatu eksperimen ilmiah dilakukan dengan benar atau mengkritik strategi pemasaran produk.

Terakhir, adalah tingkat kreasi, yang melibatkan kemampuan siswa untuk membuat sesuatu yang baru dan orisinal berdasarkan pemahaman mereka. Misalnya, merancang produk inovatif berdasarkan pengenalan mereka terhadap kaidah desain.

Taksonomi Anderson: Menyusun Rangkaian Proses Berfikir

Berbeda dengan taksonomi Bloom, taksonomi Anderson, yang dikembangkan oleh David R. Anderson pada tahun 2001, lebih fokus pada proses berfikir siswa. Taksonomi ini mencakup enam tingkat pemikiran yang berkembang dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi.

Pertama adalah mengingat, di mana siswa harus dapat mengulangi kembali informasi yang dipelajari. Misalnya, mengulang kembali kisah yang telah dibaca.

Kedua, memahami, yang melibatkan pemahaman dan interpretasi yang lebih dalam terhadap materi yang dipelajari. Misalnya, merangkum gagasan utama dalam sebuah naskah.

Selanjutnya, menerapkan, di mana siswa menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari ke dalam konteks baru. Misalnya, menerapkan rumus matematika dalam masalah kehidupan sehari-hari.

Kemudian, menganalisis, di mana siswa mengevaluasi hubungan dan pola dalam informasi yang diberikan. Misalnya, mengidentifikasi pola dalam data eksperimen.

Kelima, mengevaluasi, di mana siswa mampu mengevaluasi ide atau argumen berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya, mengevaluasi kelebihan dan kekurangan pendekatan yang diusulkan dalam sebuah penelitian.

Terakhir, menciptakan, di mana siswa dapat menciptakan karya baru berdasarkan pemahaman mereka terhadap materi. Misalnya, merancang produk atau solusi baru yang belum ada sebelumnya.

Conclusion: Melihat Perbedaan dalam Perspektif yang Berbeda

Dalam rangka mengoptimalkan proses pembelajaran, baik taksonomi Bloom maupun taksonomi Anderson masing-masing memberikan pendekatan yang unik. Taksonomi Bloom lebih menekankan pada hierarki tingkat pemahaman, sedangkan taksonomi Anderson berfokus pada perkembangan keterampilan berpikir siswa. Siswa dapat menggunakan kedua taksonomi ini untuk melakukan refleksi diri, memahami kemajuan mereka dalam belajar, dan mengenali di mana mereka berada dalam proses pemahaman. Dengan melihat perbedaan ini, kita dapat mendapatkan wawasan yang lebih dalam dan mengembangkan strategi yang sesuai untuk mendorong proses belajar yang lebih baik.

Apa Itu Perbedaan Taksonomi Bloom dan Anderson?

Taksonomi adalah suatu sistem klasifikasi atau pengelompokan yang digunakan untuk mengurutkan dan mengkategorikan suatu konsep atau informasi. Dalam dunia pendidikan, taksonomi sering digunakan untuk mengklasifikasikan tujuan pembelajaran dan mengarahkan metode pengajaran yang tepat. Ada beberapa taksonomi yang umum digunakan, salah satunya adalah taksonomi Bloom dan Anderson.

Taksonomi Bloom

Taksonomi Bloom dikembangkan oleh Benjamin Bloom pada tahun 1956. Taksonomi ini terkenal dengan piramida taksonominya, yang menggambarkan tingkatan kompleksitas pemahaman dan penerapan konsep dalam pembelajaran.

Piramida taksonomi Bloom terdiri dari enam tingkat, yaitu:

1. Pengetahuan (Knowledge)

Tingkat pertama dari piramida ini adalah pengetahuan. Pada tingkat ini, siswa hanya perlu mengingat atau mengulang fakta-fakta atau informasi dasar yang telah dipelajari. Contoh aktivitas pembelajaran yang sesuai dengan tingkat ini adalah membaca teks atau mendengarkan ceramah untuk memperoleh pemahaman dasar.

2. Pemahaman (Comprehension)

Tingkat kedua adalah pemahaman. Pada tingkat ini, siswa harus dapat memahami informasi yang telah dipelajari dan menggambarkannya dengan menggunakan bahasa mereka sendiri. Contoh aktivitas pembelajaran yang sesuai dengan tingkat ini adalah menggambarkan konsep dengan kata-kata, menginterpretasikan data, atau menjelaskan suatu teori.

3. Penerapan (Application)

Tingkat ketiga adalah penerapan. Pada tingkat ini, siswa harus dapat mengaplikasikan konsep atau informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi nyata. Contoh aktivitas pembelajaran yang sesuai dengan tingkat ini adalah menggunakan konsep untuk memecahkan masalah, merancang eksperimen, atau mengembangkan produk baru berdasarkan konsep yang dipelajari.

4. Analisis (Analysis)

Tingkat keempat adalah analisis. Pada tingkat ini, siswa harus dapat mengurai dan menganalisis informasi yang telah dipelajari menjadi bagian-bagian yang lebih kecil atau terkait. Contoh aktivitas pembelajaran yang sesuai dengan tingkat ini adalah mengidentifikasi pola, mengklasifikasikan informasi, atau membandingkan perbedaan antara konsep-konsep yang serupa.

5. Evaluasi (Evaluation)

Tingkat kelima adalah evaluasi. Pada tingkat ini, siswa harus dapat mengevaluasi validitas, keberterimaan, atau keefektifan suatu konsep atau teori yang telah dipelajari. Contoh aktivitas pembelajaran yang sesuai dengan tingkat ini adalah membuat penilaian kritis atau memberikan alasan terhadap suatu pendapat atau argumen.

6. Kreasi (Creation)

Tingkat terakhir adalah kreasi. Pada tingkat ini, siswa harus dapat menggunakan konsep atau informasi yang telah dipelajari untuk merancang atau membuat sesuatu yang baru. Contoh aktivitas pembelajaran yang sesuai dengan tingkat ini adalah merancang rencana, membuat karya seni, atau mengembangkan teori baru berdasarkan konsep-konsep yang telah dipelajari.

Taksonomi Anderson

Taksonomi Anderson dikembangkan oleh L.W. Anderson pada tahun 2001 sebagai pengembangan dari taksonomi Bloom. Taksonomi ini mengacu pada kompetensi atau tingkat pemahaman dalam suatu bidang tertentu.

Taksonomi Anderson terdiri dari empat tingkat, yaitu:

1. Tingkat Pengetahuan (Knowledge Level)

Tingkat pertama adalah tingkat pengetahuan. Pada tingkat ini, siswa memiliki pemahaman dasar tentang suatu konsep atau bidang pengetahuan tertentu. Mereka dapat mengingat fakta-fakta dasar, terminologi, atau prinsip-prinsip dasar dari konsep tersebut.

2. Tingkat Pemahaman (Understanding Level)

Tingkat kedua adalah tingkat pemahaman. Pada tingkat ini, siswa dapat memahami konsep atau bidang pengetahuan tersebut dengan lebih baik. Mereka dapat menjelaskan konsep dengan menggunakan contoh atau ilustrasi, menghubungkannya dengan konsep atau informasi lain, atau menginterpretasikan data atau informasi yang terkait.

3. Tingkat Penerapan (Application Level)

Tingkat ketiga adalah tingkat penerapan. Pada tingkat ini, siswa dapat mengaplikasikan konsep atau bidang pengetahuan tersebut ke dalam situasi atau masalah nyata. Mereka dapat menggambarkan hubungan antara konsep atau menerapkan konsep ke dalam situasi yang baru atau kompleks.

4. Tingkat Evaluasi (Evaluation Level)

Tingkat terakhir adalah tingkat evaluasi. Pada tingkat ini, siswa dapat mengevaluasi konsep atau bidang pengetahuan tersebut, baik dari segi validitas, keberterimaan, atau keefektifan. Mereka dapat membandingkan konsep atau teori yang berbeda, membuat penilaian kritis, atau memberikan rekomendasi berdasarkan pemahaman mereka terhadap konsep atau informasi tersebut.

FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Apa perbedaan utama antara taksonomi Bloom dan Anderson?

Taksonomi Bloom lebih difokuskan pada tingkatan pemahaman dan penerapan konsep dalam pembelajaran, sedangkan taksonomi Anderson lebih menekankan pada tingkat pemahaman dalam suatu bidang tertentu.

2. Bagaimana taksonomi Bloom dan Anderson dapat membantu proses pembelajaran?

Taksonomi Bloom dan Anderson dapat membantu memandu guru dalam merancang tujuan pembelajaran yang jelas, memilih metode pengajaran yang sesuai, dan mengevaluasi tingkat pemahaman siswa.

3. Apakah taksonomi Bloom dan Anderson dapat diterapkan dalam semua bidang pengetahuan?

Ya, taksonomi Bloom dan Anderson dapat diterapkan dalam semua bidang pengetahuan, baik itu matematika, sains, bahasa, seni, atau bidang lainnya. Prinsip dasar dari taksonomi ini dapat digunakan secara luas dalam mengembangkan pembelajaran yang efektif.

Kesimpulan

Dalam dunia pendidikan, taksonomi Bloom dan Anderson merupakan alat yang berguna untuk mengklasifikasikan tujuan pembelajaran dan mengarahkan metode pengajaran yang tepat. Taksonomi Bloom menekankan pada tingkatan kompleksitas pemahaman dan penerapan konsep, sedangkan taksonomi Anderson lebih fokus pada tingkat pemahaman dalam suatu bidang tertentu.

Dengan memahami perbedaan antara kedua taksonomi ini, guru dapat merancang tujuan pembelajaran yang spesifik, memilih metode pengajaran yang sesuai, dan mengevaluasi tingkat pemahaman siswa. Penting untuk diingat bahwa taksonomi ini hanya sebagai panduan dan fleksibilitas dalam penggunaannya akan membantu mencapai hasil pembelajaran yang lebih efektif.

Jadi, mari kita terapkan taksonomi Bloom dan Anderson dalam proses pembelajaran kita untuk memastikan bahwa siswa memperoleh pemahaman yang baik dan dapat mengaplikasikan pengetahuan mereka ke dalam kehidupan nyata.

Madin
Menghasilkan kisah dan mengajar pemikiran kritis. Antara menciptakan cerita dan membimbing pemikiran, aku menjelajahi kreativitas dan analisis dalam tulisan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *