Tajiyah, Tradisi Pelepas Penat yang Kian Dilupakan

Posted on

Siapa yang tidak menginginkan momen untuk melepaskan penat setelah beraktivitas seharian? Dalam kehidupan yang serba sibuk dan penuh tekanan seperti sekarang ini, seringkali kita terlena dengan rutinitas tanpa memberikan waktu untuk istirahat yang cukup. Namun, tahukah Anda bahwa sebenarnya ada satu tradisi yang bisa menjadi solusi penyegar pikiran dan jiwa? Iya, tradisi tajiyah mungkin hanya diketahui oleh sedikit orang, namun nilai-nilainya yang dalam pantas kita lestarikan.

Tajiyah merupakan tradisi yang berasal dari Timur Tengah dan kini telah menjadi bagian dari warisan kebudayaan Indonesia. Tradisi ini biasanya dilakukan pada sore hari, di mana kita menghabiskan waktu di tempat-tempat yang tenang seperti taman atau pantai. Tak hanya itu, tajiyah juga dilakukan bersama keluarga, sahabat, atau komunitas sebagai bentuk silaturahmi dan mempererat hubungan sosial.

Dalam tajiyah, kita dapat menikmati momen berharga bagi diri sendiri. Kita duduk bersama, berbincang, atau sederhana saja, hanya menikmati keheningan sambil mengagumi keindahan alam. Rasanya begitu melegakan, melihat jauh dari hiruk-pikuk kehidupan perkotaan. Dalam suasana yang tenang, kita juga bisa merefleksikan diri dan menelaah perjalanan hidup yang telah kita jalani.

Namun, sayangnya tradisi tajiyah semakin dilupakan di era digital ini. Kita cenderung terjebak dalam dunia maya yang terus mengalihkan perhatian kita. Kita lebih memilih menyelam dalam derasnya media sosial atau terbungkus dalam kesibukan yang tak ada habisnya. Padahal, dalam tradisi tajiyah terdapat nilai-nilai yang seharusnya kita warisi.

Seiring berjalannya waktu, semakin banyak kajian tentang manfaat tajiyah bagi kesehatan mental dan emosional. Dilansir dari beberapa penelitian, tajiyah dapat membantu mengurangi stres, meningkatkan kualitas tidur, serta memberikan efek relaksasi pada sistem saraf. Selain itu, dengan melakukan tajiyah, kita juga bisa melatih kepekaan terhadap alam dan mengapresiasi keindahan ciptaan Tuhan.

Lantas, bagaimana cara kita menghidupkan kembali tradisi tajiyah? Pertama, kita perlu memprioritaskan waktu untuk melepas penat dan menjaga keharmonisan dengan lingkungan sekitar. Carilah tempat yang nyaman dan tenang, barangkali sebuah taman terdekat atau pantai yang indah. Ajaklah keluarga, teman, atau anggota komunitas untuk bergabung dan mendapatkan manfaat bersama.

Selain itu, kita juga bisa membentuk komunitas tajiyah di lingkungan sekitar. Dengan berkumpul bersama secara rutin, tradisi ini dapat terus hidup dan berkembang. Dalam komunitas tajiyah, kita bisa berbagi cerita, pengalaman, serta saling memberikan dukungan. Tak hanya itu, kita juga bisa berkreasi dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat selama tajiyah berlangsung.

Marilah kita tidak berpaling dari tradisi yang memiliki nilai begitu dalam ini. Setidaknya, berikanlah waktu dalam hidup kita untuk menikmati tajiyah. Lepaskanlah penat, kendurkan pikiran, dan jauhkanlah diri dari rutinitas yang kadang membelenggu. Dengan tajiyah, kita memperoleh ruang untuk bernafas dan memulai kembali dengan semangat yang baru.

Sebelum kita benar-benar melupakan tradisi ini, mari kita merenung dan kembali menemukan kebaikan dalam tajiyah. Jadikanlah momen-momen santai ini sebagai pelengkap kehidupan yang penuh dengan tuntutan. Siapa tahu, kita akan menemukan kedamaian yang sebenarnya selama tajiyah.

Apa Itu Tajiyah?

Tajiyah adalah suatu bentuk kunjungan yang dilakukan oleh seorang muslim kepada keluarga atau kerabat yang sedang berduka karena kehilangan seorang anggota keluarga. Tajiyah dilakukan sebagai bentuk dukungan dan penghiburan bagi keluarga yang sedang berduka.

Tajiyah berasal dari bahasa Arab yang artinya adalah “mengunjungi”. Dalam Islam, tajiyah memiliki makna yang lebih dalam, yaitu memberikan dukungan emosional dan moral kepada keluarga yang sedang berduka. Tajiyah juga menjadi bentuk simpati dan kedekatan antara sesama muslim dalam menghadapi kesedihan dan musibah.

Cara Tajiyah

Tajiyah bukanlah suatu ritual formal yang memiliki aturan yang ketat. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melaksanakan tajiyah. Berikut adalah beberapa cara melakukan tajiyah:

1. Mengetahui Keadaan Keluarga yang Sedang Berduka

Sebelum melakukan tajiyah, penting untuk mengetahui keadaan keluarga yang sedang berduka. Informasi ini bisa didapatkan dari orang-orang terdekat yang juga mengenal keluarga tersebut. Hal ini memungkinkan kita untuk memberikan dukungan yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

2. Memperhatikan Etika dan Adab Tajiyah

Etika dan adab tajiyah sangat penting untuk diperhatikan. Salah satu etika yang perlu dijaga adalah cara berbicara yang sopan dan menghindari topik-topik yang bisa menimbulkan perdebatan atau memperburuk keadaan keluarga yang sedang berduka. Selain itu, menjaga sikap yang tenang dan memberikan senyuman juga dapat memberikan rasa nyaman bagi keluarga yang sedang berduka.

3. Memberikan Ucapan Belasungkawa

Saat bertemu dengan keluarga yang sedang berduka, penting untuk memberikan ucapan belasungkawa. Ucapan belasungkawa tersebut bisa disampaikan dengan kata-kata yang sederhana namun bermakna, misalnya “Innalillahi wa inna ilaihi raji’un” yang artinya “Kami turut berduka cita, semoga Allah memberikan kesabaran dan ketabahan kepada keluarga yang ditinggalkan.” Ucapan belasungkawa ini menjadi bentuk dukungan kita kepada keluarga yang sedang berduka.

4. Menawarkan Bantuan

Dalam melakukan tajiyah, kita juga bisa menawarkan bantuan kepada keluarga yang sedang berduka. Bantuan tersebut bisa berupa memberikan makanan atau minuman kepada keluarga yang sedang berduka, membantu membersihkan rumah, atau membantu mengurus keperluan-keperluan lainnya yang mungkin dibutuhkan oleh keluarga yang sedang berduka. Tawaran bantuan ini bisa menjadi bentuk nyata dari dukungan kita kepada keluarga yang sedang berduka.

5. Berdoa Bersama

Terakhir, tajiyah juga bisa diakhiri dengan berdoa bersama. Berdoa bersama merupakan bentuk ibadah yang bisa memberikan ketenangan dan kekuatan kepada keluarga yang sedang berduka. Selain itu, dengan berdoa bersama, kita juga memohon kepada Allah agar memberikan rahmat dan ampunan kepada orang yang telah meninggal dunia.

FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Apa yang harus dibawa saat melakukan tajiyah?

Saat melakukan tajiyah, sebaiknya tidak membawa sesuatu yang berlebihan. Namun, kita bisa membawa al-Qur’an atau buku-buku doa sebagai sarana untuk membacakan doa kepada keluarga yang sedang berduka.

2. Bagaimana jika tidak tahu apa yang harus dikatakan saat melakukan tajiyah?

Jika tidak tahu apa yang harus dikatakan, cukup ucapkan ucapan belasungkawa yang sederhana dan jujur. Yang terpenting adalah memberikan dukungan dan hadir untuk keluarga yang sedang berduka.

3. Berapa lama biasanya tajiyah dilakukan?

Tajiyah biasanya dilakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama, sekitar 30 menit hingga 1 jam. Namun, jika ada kebutuhan untuk tetap berada di sana dalam waktu yang lebih lama, kita bisa mengikuti kebutuhan keluarga yang sedang berduka.

Kesimpulan

Dalam Islam, tajiyah menjadi bentuk dukungan yang diberikan kepada keluarga yang sedang berduka. Melakukan tajiyah merupakan salah satu cara untuk menunjukkan rasa simpati dan kedekatan sesama muslim dalam menghadapi musibah. Dalam melakukan tajiyah, penting untuk memperhatikan etika dan adab yang benar, memberikan ucapan belasungkawa, menawarkan bantuan, serta berdoa bersama. Tajiyah tidak hanya menjadi bentuk dukungan, tetapi juga menjadi sarana untuk mempererat hubungan antar sesama muslim. Mari kita selalu menjaga kedekatan dan saling menguatkan dalam menghadapi cobaan hidup.

Apakah Anda pernah melakukan tajiyah? Bagikan pengalaman Anda di komentar di bawah ini dan mari kita saling menginspirasi!

Jamal
Menulis karya dan mengajar dengan inspirasi. Dari menciptakan cerita yang menginspirasi hingga membimbing siswa dengan semangat, aku menciptakan pengetahuan dan semangat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *