Yesus Memanggil Muridnya

Posted on

Yesus, tokoh sentral dalam agama Kristen, merupakan figur yang dipercaya memiliki hubungan dekat dengan para muridnya. Banyak cerita tentang momen-momen penting di mana Yesus memanggil para muridnya untuk mengikutinya. Tak hanya dalam konteks rohani, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

Satu episod yang terkenal adalah ketika Yesus berjalan di sepanjang pantai dan melihat dua orang nelayan, Simon Petrus dan Andreas. Tanpa basa-basi, Yesus dengan santainya berkata, “Marilah, ikutlah Aku, Aku akan menjadikan kamu penjala manusia.”

Reaksi Simon Petrus yang spontan begitu ceria, “Yuk, ayo kita gas pol!” Kedua saudara ini segera meninggalkan perahu dan alat tangkap ikan mereka untuk mengikuti Yesus. Itu saja, tanpa banyak pertimbangan atau alasan yang panjang lebar. Keputusan diambil dengan santai, layaknya teman lama mengajak jalan-jalan.

Momen lain yang tak kalah menarik adalah ketika Yesus bertemu dengan seorang pemuda bernama Matius, seorang pemungut cukai. Dalam budaya pada masa itu, seorang pemungut cukai sering dianggap sebagai sosok jahat dan tidak disukai oleh masyarakat.

Namun, apa yang Yesus lakukan? Dengan nada santai dan tulus, Dia mengajak Matius untuk bergabung dengan kelompok-Nya. Yesus bahkan menghadiri jamuan makan yang diselenggarakan oleh Matius bersama koleganya sesama pemungut cukai dan orang-orang berdosa lainnya. Yesus dengan lembut berkata, “Mereka yang sehat tidak perlu tabib, tetapi mereka yang sakit. Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”

Momen-momen seperti ini mengungkapkan kesantunan Yesus dalam memanggil para muridnya. Gaya-Nya yang lembut, santai, dan inklusif mampu menarik perhatian orang-orang dari berbagai latar belakang. Yesus tidak pernah memaksa atau menghakimi mereka yang dipanggil-Nya. Dia hanya mengajak dan memberikan kesempatan kepada siapa pun yang ingin mengikutinya.

Di tengah keramaian dan kehidupan yang serba sibuk, ada pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari cara Yesus memanggil murid-murid-Nya. Kesantunan dan kelembutan tetap menjadi cara yang paling efektif dalam mengajak orang lain untuk bergabung dalam perjalanan rohani kita.

Maka tak ada salahnya jika kita mengadopsi cara Yesus dalam berinteraksi dengan sesama. Mari kita belajar untuk membangun hubungan yang inklusif, menghormati perbedaan, dan memberikan ruang bagi orang lain untuk merasakan kedamaian dan sukacita dalam hidup mereka.

Apa itu Yesus Memanggil Muridnya?

Yesus memanggil murid-murid-Nya adalah bagian penting dari misi-Nya untuk menyebarkan Kerajaan Allah. Saat Yesus berjalan di bumi, Ia memilih beberapa orang khusus untuk menjadi murid-murid-Nya, yang akan belajar darinya dan menjadi pengikut-Nya yang setia.

Yesus memanggil murid-murid-Nya dengan tujuan memberikan pengajaran dan bimbingan yang mendalam mengenai Kerajaan Allah dan bagaimana hidup sebagai orang percaya. Melalui hubungan pribadi, Yesus menunjukkan contoh-contoh hidup yang kudus dan memampukan murid-murid-Nya untuk tumbuh dalam iman mereka. Hal ini juga merupakan bagian dari rencana-Nya untuk mengorbankan diri-Nya dan memberikan keselamatan bagi umat manusia.

Yesus memilih murid-murid-Nya dengan teliti dan hati-hati. Ia melihat potensi dalam setiap individu dan tahu bagaimana Ia dapat menggunakan mereka dalam pelayanan-Nya. Dalam Alkitab, kita dapat melihat beberapa contoh pemanggilan murid-murid Yesus yang menarik dan menginspirasi. Mari kita bahas beberapa contoh tersebut.

1. Pemanggilan Petrus, Andreas, Yakobus, dan Yohanes

Pada suatu hari, Yesus berjalan di sepanjang pantai dan melihat Petrus dan Andreas sedang menangkap ikan. Yesus memanggil mereka, “Mari, ikutlah Aku, Aku akan menjadikan kamu penangkap manusia!” (Markus 1:17). Tanpa ragu-ragu, Petrus dan Andreas meninggalkan perahu dan ikut Yesus. Beberapa saat kemudian, Yesus juga memanggil Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang juga seorang nelayan. Mereka segera mengikuti Yesus dan meninggalkan segala sesuatu di belakang mereka.

2. Pemanggilan Matius

Matius adalah seorang pemungut cukai yang sering kali dianggap sebagai orang berdosa dan tidak dapat diandalkan. Namun, Yesus melihat potensi dalam dirinya dan memanggilnya untuk menjadi murid-Nya. Matius langsung meninggalkan segala sesuatunya dan mengikuti Yesus, seperti yang tercatat dalam Matius 9:9-13. Pemanggilan Matius ini menunjukkan bahwa Yesus ingin mengubah hidup siapa pun yang mau datang kepada-Nya, tanpa memandang latar belakang atau reputasi mereka.

3. Pemanggilan Saulus menjadi Paulus

Saulus adalah seorang pemburu orang percaya awal yang sangat fanatik. Namun, dalam perjalanan hidupnya, ia mengalami perjumpaan pribadi dengan Kristus dan mengalami pembaruan yang luar biasa. Setelah pengalaman itu, Saulus berubah nama menjadi Paulus dan menjadi salah satu pengkhotbah paling berpengaruh dalam sejarah gereja. Pemanggilan Paulus menunjukkan bagaimana kasih dan kuasa Yesus dapat mengubah hidup seseorang secara total dan memberikan panggilan baru dalam pelayanan-Nya.

Bagaimana Yesus Memanggil Muridnya?

Yesus memanggil murid-murid-Nya dengan cara yang unik dan pribadi. Ia tidak menggunakan cara-cara yang konvensional, melainkan melakukan pemanggilan dengan kelembutan dan penetapan yang kuat untuk mengubah hidup murid-murid-Nya. Berikut adalah beberapa pola pemanggilan Yesus yang dapat ditemukan dalam Alkitab:

Pemanggilan Pribadi

Dalam sebagian besar kasus, pemanggilan Yesus kepada murid-murid-Nya adalah pribadi. Ia secara langsung mengajak mereka untuk mengikutinya dan menjadi murid-murid-Nya yang setia. Dalam beberapa kasus, pemanggilan ini dilakukan saat Yesus melihat mereka dalam pekerjaan sehari-hari mereka. Hal ini menunjukkan bahwa Yesus peduli dengan kehidupan sehari-hari dan melibatkan diri-Nya dalam kehidupan pribadi setiap individu.

Penetapan dan Pemberian Kuasa

Saat Yesus memanggil murid-murid-Nya, Ia bukan hanya mengajak mereka untuk mengikutinya, tetapi juga memberikan penetapan dan kuasa yang khusus. Ia memanggil mereka untuk menjadi “penangkap manusia” (Markus 1:17) dan “rasul” (Matius 10:2). Dalam pemanggilan ini, Yesus memberikan tugas dan tanggung jawab yang besar kepada murid-murid-Nya, tetapi juga memberikan kuasa dan kemampuan yang diperlukan untuk menunaikannya.

Pemanggilan tanpa Batasan

Pemanggilan Yesus kepada murid-murid-Nya tidak terbatas pada usia, jenis kelamin, latar belakang, atau kemampuan mereka. Yesus memanggil siapa pun yang mau menyerahkan hidupnya kepada-Nya dan mengikutinya. Seperti dalam kasus Matius, Yesus memilih orang yang dianggap sebagai orang berdosa dan tidak dapat diandalkan untuk menjadi murid-Nya yang setia dan memberikan teladan bagi banyak orang.

Bimbingan Pribadi

Setelah murid-murid Yesus dipanggil, Ia memberikan bimbingan pribadi kepada mereka. Yesus tahu kelemahan, ketakutan, dan kebutuhan masing-masing murid-Nya. Ia mengajar dan membimbing mereka dalam iman dan menjelaskan ajaran-ajaran-Nya tentang Kerajaan Allah. Melalui hubungan pribadi ini, murid-murid Yesus tumbuh dalam iman mereka dan menjadi semakin siap untuk melanjutkan pelayanan-Nya setelah Ia naik ke surga.

FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Apa yang membuat pemanggilan murid-murid Yesus begitu istimewa?

Pemanggilan murid-murid Yesus begitu istimewa karena Yesus memilih orang-orang biasa dengan potensi yang luar biasa untuk menjadi pengikut-Nya yang setia. Ia melihat pada hati dan keinginan untuk mengikutinya, bukan pada status sosial atau kemampuan mereka. Ini menunjukkan bahwa setiap individu memiliki nilai dan tujuan dalam Kerajaan Allah.

2. Bagaimana saya bisa tahu jika Yesus memanggil saya untuk melakukan sesuatu?

Pemanggilan dari Yesus dapat diungkapkan melalui hati nurani, pemikiran, dan dorongan yang tulus untuk melakukan suatu tindakan atau pelayanan tertentu. Namun, penting untuk memastikan bahwa pemanggilan tersebut sesuai dengan ajaran Alkitab dan mempertimbangkan nasihat bijak dari gereja dan orang-orang percaya yang dewasa dalam iman. Doa dan belajar firman Tuhan juga membantu mendapatkan kejelasan mengenai pemanggilan-Nya.

3. Apakah setiap orang dipanggil untuk menjadi murid Yesus?

Setiap orang dipanggil untuk menjadi murid Yesus, tetapi cara pemanggilan dan pelayanan setiap individu dapat berbeda-beda. Tugas utama sebagai murid Yesus adalah untuk mengikuti-Nya, bertumbuh dalam iman, dan membagikan kabar baik Juru Selamat kepada orang lain. Bagaimana pemanggilan itu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari tergantung pada kehendak dan rencana Allah dalam hidup masing-masing individu.

Kesimpulan

Yesus memanggil murid-murid-Nya dengan cara yang unik dan pribadi. Ia melihat potensi dalam setiap individu dan memberikan tugas, tanggung jawab, dan kuasa yang diperlukan untuk melaksanakan panggilan itu. Pemanggilan murid-murid Yesus menunjukkan bahwa setiap orang memiliki nilai yang luar biasa dalam mata Tuhan, tanpa memandang latar belakang atau kemampuan mereka.

Apakah Anda merasa bahwa Yesus memanggil Anda untuk melakukan sesuatu? Jangan takut untuk merespons panggilan-Nya dengan iman dan ketaatan. Jadilah murid yang setia dan biarkan Yesus membimbing dan menggunakan hidup Anda untuk menyebarkan Kabar Baik dan membangun Kerajaan Allah di dunia ini. Yuk, ikuti Yesus dan jadilah bagian dari rencana-Nya yang indah!

Faizan
Mengajar sastra dan mengukir puisi. Antara kelas sastra dan puisi, aku menjelajahi pengetahuan dan ekspresi dalam kata.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *