Arbain Nawawi Hadits Ke 2: Tuntasnya Petunjuk Hidup ala Rasulullah

Posted on

Halo sobat pembaca setia! Kali ini kita akan membahas hadits ke 2 dalam kitab Arbain Nawawi. Siapkan diri kamu untuk menemukan petunjuk hidup ala Rasulullah dalam gaya penulisan santai yang akan menjadikan artikel ini mudah dicerna oleh siapa saja.

Hadits ke 2 dalam Arbain Nawawi setelah disusuri, ternyata membawa kita menuju inti dari ajaran Islam. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Innal hamda lillahi nahmaduhu wa nastainuhu wa nastaghfiruhu, wa na’udzubillahi min syururi anfusina wa min sayi’ati a’malina. Man yahdihillahu fala mudhilla lahu wa man yudhlil falaa haadiya lah.” Wah, terdengar agak ribet ya kalimatnya? Tenang saja, mari kita kupas sedikit demi sedikit.

Hadits ini memperlihatkan kepada kita bagaimana bahwa segala puji hanya layak ditujukan bagi Allah semata. Kita selalu membutuhkan pertolongan-Nya dalam setiap langkah hidup kita. Begitu pula dengan ampunan-Nya yang tak terbatas. Selanjutnya, Rasulullah mengajarkan kita untuk berlindung kepada Allah dari kejelekan yang ada dalam diri kita dan dari segala amalan yang buruk.

Menurut pemahaman kami, hadits ini menekankan bahwa hanya dengan petunjuk dari Allah-lah kita akan mendapatkan jalan yang lurus. Jika Allah memberikan hidayah-Nya kepada seseorang, maka orang tersebut tidak akan tersesat. Tetapi bagi yang di dalam kesesatan, tidak akan ada panduan yang bisa menyelamatkannya.

Bagaimana kalau kita menghubungkan hadits ini dengan konteks kehidupan kita saat ini? Banyak sekali fenomena-fenomena yang menyimpang dari ajaran Islam. Mulai dari perpecahan, kekerasan, hingga perbuatan zalim. Semuanya bisa dikorelasikan dengan tidak mengikuti petunjuk hidup yang telah diajarkan oleh Rasulullah. Seakan-akan mereka yang berbuat salah tidak mendapatkan hidayah dari-Nya agar mereka terus terjebak dalam kesesatan.

Dalam menginterpretasikan hadits ini, kita perlu menjadi pribadi introspektif. Menilik segala amalan, baik besar maupun kecil, yang telah kita lakukan. Sudahkah kita melaksanakan perintah-Nya? Ataukah kita kerap terjebak pada perbuatan maksiat? Jika masih atau pernah tergelincir pada kesalahan, masih ada peluang untuk kembali ke jalan yang benar dengan meminta hidayah-Nya.

Lebih lanjut dalam arbain nawawi hadits ke 2, kita diajarkan tentang pertanggungjawaban dalam hidup ini. Kita harus menyadari bahwa di akhirat kelak, hanya amalan kita yang akan membawa hikmah. Bukankah penting bagi kita untuk menjadikan kehidupan di dunia ini sebagai ladang amal yang baik?

Jadi, sahabat-sahabatku yang budiman, mari kita jadikan hadits ke 2 dalam Arbain Nawawi ini sebagai pengingat kita agar senantiasa mengikuti petunjuk hidup ala Rasulullah. Mari kita jaga amalan kita dan berusaha mendapatkan hidayah-Nya agar kita tidak tersesat dalam kesesatan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua!

Apa itu Arbain Nawawi?

Arbain Nawawi merupakan salah satu karya terkenal dalam literatur hadits Islam yang ditulis oleh Imam Nawawi, seorang ulama dan ahli hadits ternama pada abad ke-13 Masehi. Arbain Nawawi terdiri dari empat puluh hadits penting yang dipilih secara khusus oleh Imam Nawawi dari koleksi hadits-hadits Nabi Muhammad SAW. Kumpulan hadits ini memiliki berbagai macam tema, mulai dari keimanan, akhlak, ibadah, hingga muamalah.

Hadits Ke-2 dalam Arbain Nawawi

Dalam Arbain Nawawi, hadits ke-2 yang terdapat di dalamnya adalah Hadits tentang niat. Hadits ini diriwayatkan oleh Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:

Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Setiap amal (perbuatan) tergantung kepada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan memperoleh berdasarkan apa yang dia niatkan.”

Penjelasan Hadits Ke-2 Arbain Nawawi

Hadits ini mengandung pengajaran penting tentang pentingnya niat dalam melakukan segala amal. Dalam agama Islam, niat merupakan faktor yang sangat diperhatikan. Hal ini dapat dilihat dari sabda Nabi Muhammad SAW yang menyatakan bahwa setiap amal tergantung pada niatnya. Dengan kata lain, nilai dan keberkahan sebuah amal tidak hanya ditentukan oleh perbuatan itu sendiri, tetapi juga oleh niat yang mendasarinya.

Contohnya, jika seseorang melakukan ibadah shalat dengan niat semata-mata untuk memperoleh pujian dari orang lain, maka amal tersebut akan kehilangan nilai dan keberkahannya di sisi Allah SWT. Sebaliknya, jika seseorang melakukan ibadah dengan niat yang tulus dan ikhlas hanya untuk mendapatkan ridha Allah SWT, maka amal tersebut akan diterima dan mendapatkan pahala yang berlimpah.

Dengan demikian, hadits ini mengingatkan umat Islam untuk selalu memerhatikan niat dalam setiap amal yang dilakukan. Sebelum melakukan sesuatu, kita harus menjaga niat agar tetap ikhlas dan tulus hanya untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT. Niat yang baik akan menjadikan amal kita bernilai di sisi Allah SWT, sedangkan niat yang buruk akan merusak nilai dan keberkahan amal kita.

Cara Mengamalkan Hadits Ke-2 Arbain Nawawi

1. Memperbaiki Niat

Salah satu cara mengamalkan hadits ke-2 Arbain Nawawi adalah dengan memperbaiki niat dalam setiap amal yang kita lakukan. Kita harus selalu mengintrospeksi diri sebelum melakukan sesuatu dan bertanya kepada diri sendiri, “Apakah niatku di balik amal ini benar-benar ikhlas hanya untuk meraih ridha Allah SWT?” Jika menjawab “ya”, maka kita dapat melanjutkan amal tersebut dengan keyakinan bahwa amal kita akan diterima oleh Allah SWT.

Tidak hanya itu, kita juga perlu terus memperbaiki niat kita sepanjang waktu. Permohonan ampunan dan bimbingan dari Allah SWT dalam menjaga niat yang tulus dan ikhlas adalah cara yang baik untuk memastikan niat kita tetap suci dan tidak tercemar oleh motif yang negatif.

2. Mengingat Akhirat

Salah satu faktor yang dapat membantu kita menjaga niat yang baik adalah dengan mengingat akhirat. Dalam hadits ini, Nabi Muhammad SAW mengajarkan bahwa setiap orang akan memperoleh sesuai dengan apa yang dia niatkan. Oleh karena itu, kita harus memahami bahwa akhirat adalah tujuan utama kita dalam melakukan segala amal. Mengingat akhirat akan membantu kita untuk tetap fokus dan menjaga niat yang ikhlas dalam menjalankan ibadah sehari-hari.

3. Mencari Ilmu

Untuk dapat mengamalkan hadits ke-2 Arbain Nawawi dengan baik, kita juga perlu belajar ilmu agama yang lebih mendalam. Dengan mempelajari ilmu hadits dan tafsir, kita akan memahami lebih lanjut makna dan implikasi dari hadits ini. Selain itu, pemahaman yang lebih baik tentang agama akan membantu kita dalam menghadapi berbagai situasi dan mempertahankan niat yang tulus dan ikhlas dalam menjalankan amal-amal sehari-hari.

FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Bagaimana jika niat saya terpengaruh oleh keinginan untuk mendapat pujian dari orang lain?

Jika niat kita terpengaruh oleh keinginan untuk mendapat pujian dari orang lain, kita perlu segera mengintrospeksi diri dan memperbaiki niat. Kita harus ingat bahwa yang penting adalah ridha Allah SWT, bukan pujian dari manusia. Memperbaiki niat dan mengingat akhirat akan membantu kita untuk menjaga niat yang tulus dan ikhlas dalam amal-amal kita.

2. Bagaimana cara membedakan niat yang tulus dan ikhlas dengan niat yang tidak benar?

Untuk membedakan niat yang tulus dan ikhlas dengan niat yang tidak benar, kita perlu mengintrospeksi diri secara jujur. Pertanyakan motivasi sebenarnya di balik setiap amal yang kita lakukan. Apakah kita melakukan amal tersebut semata-mata untuk mendapatkan ridha Allah SWT ataukah terdapat motif yang negatif seperti ingin mendapat pujian atau keuntungan dunia? Jika niat kita benar-benar ikhlas hanya untuk meraih keridhaan Allah SWT, maka amal tersebut dapat dikategorikan sebagai amal yang bernilai di sisi-Nya.

3. Apa yang harus dilakukan jika kita merasa sulit untuk menjaga niat yang baik dalam setiap amal?

Jika kita merasa sulit untuk menjaga niat yang baik dalam setiap amal, kita perlu berusaha meningkatkan kesadaran diri dan memperbaiki niat kita. Bacaan Al-Quran, doa, dan mengingat akhirat dapat membantu menguatkan hati dan menjaga keikhlasan dalam amal. Selain itu, mencari bimbingan dari ulama yang terpercaya juga dapat membantu kita dalam menghadapi tantangan menjaga niat yang baik dalam setiap amal.

Kesimpulan

Hadits ke-2 dalam Arbain Nawawi mengajarkan kita tentang pentingnya niat dalam setiap amal yang kita lakukan. Setiap amal tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan memperoleh berdasarkan apa yang dia niatkan. Oleh karena itu, kita perlu menjaga niat agar tetap tulus dan ikhlas hanya untuk meraih keridhaan Allah SWT. Memperbaiki niat, mengingat akhirat, dan mencari ilmu adalah beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mengamalkan hadits ini dengan baik. Dengan menjaga niat yang baik, amal-amal kita akan mendapatkan nilai dan keberkahan di sisi Allah SWT. Mari kita selalu mengintrospeksi diri dan berusaha menjaga niat yang tulus dan ikhlas dalam segala amal kita untuk meraih keridhaan-Nya.

Untuk informasi lebih lanjut tentang Arbain Nawawi dan hadits ke-2, Anda dapat mengunjungi situs resmi yang menyediakan terjemahan dan penjelasan lengkap Arbain Nawawi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *