Inilah 4 Alasan Kenapa Orang Indonesia Engga Suka Membaca Buku. Kamu Termasuk Engga Yaa?

Posted on

“Buku adalah guru yang bisu”.

Mungkin itulah peribahasa yang tepat untuk menggambarkan betapa hebatnya manfaat dari sebuah buku. Bahkan, Muhammad Hatta, salah satu founding fathers negeri ini mengatakan, “Aku rela di penjara asalkan bersama buku. Karena dengan buku aku merasa bebas”.

Yaaaaps…. Begitulah hebatnya sebuah buku. Ia dapat mengubah seseorang dari yang sebelumnya bodoh menjadi sangat pintar. Bahkan mungkin kita masih ingat dengan peribahasa lawas yang mengatakan bahwa “Buku adalah jendela ilmu”. Saya rasa ilustrasi di bawah ini bisa mendeskripsikan bagaimana sebuah buku mampu mengubah hidup seseorang.

Book can change your life
Book Can Change Your Life (Sumber: me.me)

Tetapi tentu saja, buku hanyalah sebuah buku. Ia tidak akan dapat memberikan manfaat apa pun jika hanya di simpan di atas lemari dan di biarkan berdebu begitu saja. Untuk bisa memberikan manfaat, buku perlu di buka, di baca, kemudian dipahami isinya. Setelah itu lalu ilmunya dipraktekan.

Sebagus apapun suatu buku, jika dibiarkan tergeletak ya ga bakal ada manfaatnya lah. Dan inilah yang terjadi pada masyarakat Indonesia saat ini. Walaupun manfaat dari membaca itu sangat bejibun. Namun rupanya kebanyakan dari masyarakat Indonesia masih memiliki minat yang rendah terkait budaya membaca.

Nah Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2012, 91,68% orang Indonesia lebih suka menonton televisi daripada membaca buku. Hanya 17% orang Indonesia yang memiliki minat membaca buku. Selain itu, data mengejutkan juga datang dari UNESCO (2012). Berdasarkan data tersebut, indeks minat baca di Indonesia hanya mencapai 0,001. Artinya nih, dari 1000 orang yang ada di Indonesia, hanya satu orang saja yang memiliki minat atau kebiasaan membaca buku. Lalu pertanyaan pun muncul dong di pikiran kita. Kenapa sih sebenernya masyarakat Indonesia memiliki minat baca yang sangat rendah? Ini nih beberapa alasannya!

1. Terlalu Sibuk Dengan Pekerjaan

Abu Bakar (2004) mengatakan bahwa setidaknya dua faktor utama yang menyebabkan kenapa masyarakat Indonesia kurang suka membaca buku. Pertama adalah tidak punya banyak waktu karena terlalu sibuk dengan berbagaimacam kegiatan ataupun pekerjaan. Dan saya pikir ini adalah masalah cukup serius, apalagi untuk orang-orang yang memang bekerjanya dari pagi sampe sore.

 (Sumber: idntimes.com/life/career/twikie/hati-hati-kalau-kamu-mengatakan-sibuk-c1c2/full)
Saya Orang Sibuk!!! (Sumber: idntimes.com)

Akibatnya, mereka engga punya banyak waktu untuk membaca buku. Mengapa? karena waktu mereka sudah habis digunakan untuk mengerjakan pekerjaan utama mereka. Pas pulang ke rumah, boro-boro mau baca buku. Mereka sudah kelelahan duluan dengan pekerjaan dan ketika udah nyampe rumah yaa bawaannya pasti pengen langsung istirahat. Jadi aefeknya mereka engga punya waktu tuh untuk membaca apa yang namanya ‘jendela ilmu’.

 

 2. Malas!!!

Masih menurut Abu Bakar (2004), alasan yang kedua kenapa masyarakat Indonesia minat bacanya rendah adalah faktor lazy alias kemalasan. Yaaa… ini seolah udah menjadi penyakit akut yang menggerogoti masyarakat Indonesia. Parahnya lagi, penyakit ini bisa nyerang siapapun. Baik itu anak-anak, orang dewasa, bahkan orangtua sekalipun.

Malas Membaca Buku (Sumber: Pexels.com)

Hal ini bisa terlihat dari kebiasaan masyarakat Indonesia yang sangat suka dengan proses yang serba instan. Makanya, tak usah heran kalo mie instan di Indonesia sangat laku di pasaran wkwkwk #justkidding. Kebanyakan orang Indonesia justru berpikiran, “kalo saya harus membaca buku puluhan hingga ratusan halaman perharinya, itu hanya akan membuang waktu saya aja”. Dan tentunya, itu adalah mindset yang salah. Sebab sebenernya banyak sekali yang akan kita dapatkan jika membaca buku sudah menjadi kebiasaan di hidup kita. Gak percaya? Coba aja dulu!

 

3. Perkembangan Teknologi yang Semakin Maju

Nah penyebab lainnya adalah karena perkembangan teknologi yang sudah semakin canggih. Ini menyababkan masyarakat dapat bebas mengakses informasi apa aja secara mudah dan juga gratis. Di kutip dari asymco.com, ternyata lebih dari 60 juta orang Indonesia memiliki apa yang namanya smartphone. Hal ini tentu saja memberikan dampak yang engga bisa di bilang kecil bagi masyarakat Indonesia.

Mudahnya mengakses informasi (Sumber: robicomp.com)

Memang benar sih salahsatu manfaat yang kita peroleh dari perkembangan teknologi itu adalah banyaknya informasi yang bisa kita peroleh dengan begitu mudah. Tetapi hal ini juga memiliki side effect lain yaitu orang-orang jadi kurang tertarik untuk membaca buku. Padahal seperti kita ketahui bersama, informasi yang beredar di media sosial itu biasanya tidak disajikan secara mendalam. Dan kadang kebenarannya tidak dapat dipertanggungjawabkan.

So, akan sangat rentan sekali bagi masyarakat Indonesia untuk terkena apa yang namnya Hoax. Apalagi kalo informasi yang beredar itu tidak disaring terlebih dahulu oleh pengetahuan kita yang dimiliki dari hasil membaca buku. Ah udah deh tuh… orang-orang opininya akan sangat berantakan!

 

4. Di Indonesia, Belum ada Aturan Mengikat yang ‘Memaksa’ Masyarakatnya untuk Membaca Buku

Penyebab selanjutnya yaitu belum adanya aturan khusus di Indonesia menenai regulasi membaca. Dan ini menurut saya masalah yang cukup serius. Mengapa? Sebab jika kita berkaca ke negara-negara maju yang ada di dunia. Mereka semua hampir mempunyai peraturan yang mewajibkan warganya untuk membaca buku. Contohnya aja di Amerika Serikat dan Jepang, setiap orang harus memiliki target membaca buku setiap tahunnya.

Pentingnya ada Regulasi dari Pemerintah (Sumber: reason.com)

Bahkan di beberapa negaara maju lainnya, untuk bisa lulus dari suatu jenjang pendidikan para siswa diwajibkan untuk menuntaskan membaca buku dalam jumlah tertentu. Sedangkan di Indonesia? Yang di banyak di baca itu adalah story-story gak jelas yang ada di IG, berita-berita hoax yang sangat ngerusak pikiran, dan hal-hal yang tak kalah gak berfaedah lainnya. Jadi wajar saja kalo kualitas SDM negara kita jauh berbeda dengan negara-negara lain, khususnya yang sudah maju.

Tapi kita juga gak bisa untuk nyalahin pemerintah tanpa bebuat sesuatu. Kalo kata kang Emil, jangan sampe kita hanya menjadi pemuda pemaki-maki tanpa memberikan solusi. Nah makanya ayooo kita mulai dari sendiri dulu aja. Kita jadikan membaca buku ini sebagai sebuah kebiasan yang nantinya bisa mendarah daging di jiwa kita. Kenapa? Soalnya jika kita mau berkaca pada orang-orang hebat, sukses, dan luar biasa yang ada di dunia ini. Mereka semua pasti punya kebiasaan membaca buku. Gak percaya? Coba aja liat gambar di bawah ini.

Tohokoh Besar yang Memiliki Kebiasaan Membaca Buku (Sumber: blog.mizanstore.com)

Bisa kita simpulkan, bahwa kebiasaan membaca itu mendekatkan kita pada yang namanya gerbang kesuksesan. Dan ini baru 5 tokoh aja. Masih banyak tentunya tokoh-tokoh lainnya yang punya kebiasaan membaca buku dan memang berpengaruh pada kehidupannya. Oleh karena itu, di akhir artikel ini saya mau mengajak siapapun itu untuk memiliki kebiasaan mebaca buku.

Meskipun untuk saat ini minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Tapi di dunia ini tak ada yang mustahil bro!!!. Jadi, mari kita mulai dari diri kita sendiri dulu . Dan Insya Allah, minat baca di Indonesia akan meningkat dalam beberapa waktu ke depan. Semoga Saja!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *