Rapid Test
Gambar oleh fernando zhiminaicela dari Pixabay

Perbedaan Jenis Rapid Test Antigen dan Antibodi

Posted on

Rapid Test sudah menjadi hal yang sangat penting untuk dilalui. Hal ini disebabkan oleh banyaknya kasus penderita virus baru corona. Banyak orang yang menderita virus corona tapi tak diketahui gejala awalnya. Akibatnya, banyak yang tiba-tiba tumbang di tengah aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, pemeriksaan sangat penting dilakukan. Ada 2 jenis rapid test yakni, rapid test antigen dan rapid test antibodi. Lalu apa sih perbedaan dari keduanya?

Rapid Test
Gambar oleh fernando zhiminaicela dari Pixabay

1. Segi Makna dari Rapid Test

Perbedaan jenis Rapid Test Antigen dan antibodi dari segi makna sudah tak sama. Rapid test antigen merupakan tes diagnosis cepat untuk menguji adanya antigen yakni benda asing di dalam tubuh. Antigen yang dimaksud adalah virus SARS-CoV-2.

Pada alat tes berdasar antigen, terdapat antibodi yang digunakan untuk menguji keberadaan antigen. Sampel pemeriksaan yang digunakan untuk tes cepat antigen umumnya diambil dari lendir di belakang tenggorok pasien, sesudah diproses, akan diteteskan ke alat tes. Apabila ada antigen pada bahan pemeriksaan, maka akan ada reaksi penempelan dengan antibodi yang sudah disediakan dalam alat tes. Maknanya hasilnya pasien positif terpapar virus.

Sedangkan, rapid test antibodi akan menguji ada atau tidaknya antibodi pada sampel darah yang dites. Sampel untuk tes cepat antibodi merupakan darah yang diperoleh dari ujung jari pasien. Pada alat ini, ada antigen untuk mengecek kemunculan antibodi di badan pasien. Apabila pasien pernah terjangkit virus, maka akan terjadi perpaduan antara antibodi dalam darah pasien dengan antigen yang telah ada pada alat tes ini. Apabila memang ada atau pernah terjangkit virus, maka hasilnya pasien akan positif.

2. Segi Kualitas Akurat dari Rapid Test

Perbedaan Jenis Rapid Test Antigen dan antibodi juga bisa dilihat dari segi kualitas. Pada umumnya, Antigen dapat dijumpai ketika tahap awal penyakit. Sesudahnya, tubuh akan merespon dengan menciptakan antibodi. Antigen dan antibodi ini akan menciptakan pasangan antigen dan antibodi yang tak dapat terpisah. Ibaratnya, apabila antigen diartikan gembok, maka antibodi menjadi anak kuncinya.

Apabila antibodi telah bergabung dengan antigen tertentu, maka antigen yang dicari tak akan terdeteksi. Akhirnya, hasil tes akan menyatakan negatif yang palsu. Maknanya, akan ada orang yang sebenarnya mempunyai antigen SARS-CoV-2, tapi justru diumumkan negatif.

Sedangkan antibodi, baru mulai ada beberapa hari sesudah tubuh berperang melawan kuman. Proses mengintai musuh memerlukan waktu, sehingga antibodi juga baru hadir di akhir. Sehingga, rapid test antibodi baru akan positif saat antibodi telah tercipta.

Apabila pemeriksaan dilangsungkan sebelum terciptanya antibodi, maka hasil tes juga dapat dinyatakan negatif yang palsu. Maknanya, akan ada orang yang sebenarnya terpapar virus, tapi karena belum memproduksi antibodi, maka menyatakan hasil tes yang negatif.

Sehingga, bila hasil pemeriksaan negatif, maka pemeriksaan harus diulang lagi 7-10 hari setelahnya dengan harapan antibodi telah tercipta dan sudah bisa dites. Sementara, rapid test antigen tidak dapat diulang sebab antigen yang dicari sudah terhubung pada antibodi ciptaan tubuh.

Namun, nyatanya Rapid test antigen diyakini lebih akurat daripada rapid test antibodi sebab tes yang menghubungkan antigen, maknanya tes yang dilaksanakan untuk mendeteksi virusnya bukan respons tubuh terhadap virus atau antibodi.

3. Segi teknik pengambilan sampel untuk Rapid test

Perbedaan Jenis Rapid Test Antigen dan antibodi yang lainnya bisa dilihat dari segi teknik pengambilan sampel untuk rapid test. Teknik pengambilan sampel untuk rapid test antigen juga lebih sulit daripada rapid test antibodi.

Untuk rapid test antibodi, petugas kesehatan dapat mengambil darah dari ujung jari atau lipat siku seperti pengambilan darah biasa, tak perlu memakai alat pelindung diri atau APD. Sementara untuk pemeriksaan antigen, petugas wajib menggunakan alat pelindung diri atau APD lengkap karena ada peluang terjadinya perpindahan virus dari pasien ke petugas medis.

Di aplikasi Halodoc, pasien juga bisa melakukan rapid test secara on line, dapat mengajukan pertanyaan kepada dokter, beli obat, cari dokter, baca artikel tentang kesehatan, dan lain sebagainya. Di Halodoc, bisa melakukan layanan kesehatan lebih mudah, aman, dan nyaman. Konsultasi dengan dokter ahli bisa dilakukan kapan dan dimanapun tempatnya. Jadi, kini tak perlu ribet bila ingin berkonsultasi atau hal lainnya tentang kesehatan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *