Prinsip berperan penting dalam proses pembuatan kurikulum. Namun, apa itu prinsip? Menurut Sukaya dalam “Jurnal Teknologi Informasi dan Pendidikan Volume 1” prinsip dapat didefinisikan sebagai kaidah atau hukum yang akan menjadi petunjuk dalam kurikulum tersebut. Prinsip tersebutlah yang akan memberikan arahan ke mana sebenarnya pendidikan tersebut akan dibawa. Dalam penjelasannya, beliau juga menjelaskan bahwa ada lima prinsip yang harus diterapkan dalam menciptakan sebuah kurikulum, yaitu:
Prinsip relevansi
Prinsip relevansi ini adalah bahwa kurikulum yang diciptakan sesuai dengan kebutuhan secara internal (tujuan, bahan, strategi, organisasi, dan evaluasi) dan eksternal (relevansi epistemologi, psikologis, dan sosiologis). Contohnya adalah di era digital seperti ini, di dalam kurikulum perlu ditambahkan materi mengenai literasi. Selain itu, kurikulum yang baik itu sebaiknya disesuaikan juga dengan target sasarannya agar lebih relevan. Misalnya untuk di daerah pertanian, kurikulumnya harus ditambahkan mengenai cara-cara bertani. Hal ini bertujuan agar para peserta didik bisa langsung menerapkan di daerahnya.
Prinsip fleksibilitas
Maksudnya adalah bahwa dalam membuat kurikulum tersebut harus bisa disesuaikan dan diubah sesuai dengan perkembangan waktu. Misalnya pada tahun 2017 dibutuhkan pembaharuan dalam kurikulum karena kurikulum sebelumnya (kurikulum tahun 2015) sudah tidak sesuai jika dijalankan pada tahun 2017 ini.
Prinsip kontinuitas
Prinsip ini menekankan pada aspek keberlangsungan dari pembelajaran yang dapat dilakukan secara terus menerus. Baik secara vertikal yaitu mulai dari SD hingga SMA itu sesuai. Selain itu, juga secara horizontal yaitu dapat diterapkan di berbagai macam bentuk sekolah-sekolah sederajat.
Prinsip efisiensi
Prinsip ini memfokuskan pada penghematan segala macam materi yang diperlukan. Contohnya seperti waktu, biaya, dan sumber-sumber lainnya. Dengan menggunakan prinsip ini diharapkan bahwa kurikulum dapat secara optimal mencapai tujuannya dengan menggunakan materi yang ada, tanpa harus mengeluarkan materi secara berlebihan.
Prinsip efektivitas
Prinsip efektivitas berarti bahwa kurikulum berusaha untuk mencapai tujuan yang tepat pada sasarannya, tanpa ada suatu hal yang terbuang sia-sia. Segala materi dan prosesnya dilakukan dengan baik sehingga terpakai dengan maksimal. Prinsip efektifitas ini dapat dilihat dari dua sisi yaitu dari segi pengajar dan dari segi pembelajaran siswa. Agar kurikulum bisa efektif, guru yang mengajar harus diberikan penataran sehingga bisa menyampaikan materi kurikulum dengan baik. Sedangkan, efektifitas pada proses pembelajaran mengacu terhadap alat bantu atau metode pembelajaran yang digunakan.
Demikian lah merupakan prinsip dari pembuatan kurikulum. Setiap prinsip tersebut menjadi sebuah petunjuk untuk bagaimana pendidikan itu harus berjalan. Kelima prinsip di atas pun diterapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) di Indonesia dalam menciptakan kurikulum-kurikulum untuk pendidikan. Prinsip-prinsip tersebut dimasukan dan diterapkan dalam proses belajar mengajar sesuai dengan kurikulum yang ada di Indonesia.