kita memang tidak pernah bisa memilih terlahir dari orang tua yang seperti apa dan tidak pula bisa memilih terlahir sebagai anak pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. karena itu memang bukanlah sebuah pilihan.
Tapi pada umumnya kelahiran anak pertama merupakan sesuatu yang paling dinantikan oleh setiap pasangan suami istri.
Biasanya dalam menyambut kehadiran anak pertama segala sesuatu akan dipersiapkan dengan sebaik mungkin, bahkan untuk kebutuhan yang sebenarnya belum tentu dibutuhkan pun akan tetap disiapkan untuk berjaga-jaga.
Tidak hanya mempersiapkan kebutuhan secara material, segala doa dan pengharapan pun mulai dipupuk bahkan sebelum sang anak lahir kedunia. Yaa, doa dari orang tua memang tak pernah putus untukmu, wahai sang anak pertama.
Mereka berharap bahwa anaknya kelak bisa menjadi orang yang sukses dan bisa menjadi panutan bagi adik-adiknya dimasa depan.
Tidak mudah memang menyandang gelar anak pertama didalam keluarga. Kebanyakan anak pertama sejak masih kecil sudah diajarkan orang tua untuk tumbuh lebih cepat dewasa dibandingkan saudara-saudara yang lainnya.
Daftar Isi
- 1 Dituntut harus bersikap dewasa dalam segala situasi
- 2 Terbiasa untuk selalu mengalah
- 3 Harus bisa mandiri dalam menjalani hidup
- 4 Harus menjadi panutan yang baik bagi adik-adik.
- 5 Selalu diminta menjadi pendengar setia orang tua untuk berkeluh kesah.
- 6 Merasa bahwa membahagiakan orang tua adalah tanggung jawabnya.
- 7 Share this:
- 8 Related posts:
Dituntut harus bersikap dewasa dalam segala situasi
Anak pertama memang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang lebih banyak dibandingkan dengan saudara-saudara lainnya. Terkadang menjadi anak pertama sama dengan mendapatkan kewajiban untuk menjadi orang yang selalu bisa diandalkan dalam setiap hal.
Serta tidak bisa bertindak seenaknya saja karena harus menjadi sosok yang dapat dibanggakan oleh orang tua. Karena terlahir lebih dulu dibandingkan dengan saudara yang lain secara otomatis, akan membuat sosok anak pertama lebih memahami kesulitan yang dihadapi oleh orang tuanya alias lebih peka terhadap keadaan disekitar.
Namun selalu bersikap dewasa bukan berarti tidak boleh menunjukan sikap lemah atau kesedihan yang dirasakan. Sehebat apapun seseorang pasti pernah merasa sedih atau kesepian, pun dengan anak pertama. Tapi terkadang ia lupa untuk mengakui semua rasa itu, hanya demi terlihat dewasa, lalu tumbuh menjadi seseorang yang selalu memendam dalam-dalam apa yang sebenarnya sedang ia rasakan.
Terbiasa untuk selalu mengalah
Terlahir sebagai anak pertama bukan berarti menjadikanmu sosok yang bisa memerintahkan seseorang atau saudara lainnya sesuai dengan keinginanmu. Justru sebaliknya, anak pertama cenderung lebih mau mengalah demi kepentingan sang adik.
Hal itu terjadi karena memang kebanyakan orang tua telah mendoktrin bahwa menjadi kakak harus mau mengalah untuk adik. Dengan alasan, bahwa kita sudah lebih dewasa.
Padahal setiap orang dewasa maupun anak kecil pasti memiliki keinginan dalam dirinya. Keinginan ingin dimengerti oleh lain.
Dengan mengalah memang sama saja sedang belajar untuk tidak egois tetapi mengalah juga bukan berarti menuruti setiap keinginan orang lain. Terkadang kita juga perlu menjadi sosok yang tegas dan berani mengungkapkan apa yang kita inginkan.
Karena jika terus mengalah bisa membuat kita kehilangan kepercayaan diri dalam menyampaikan apa yang kita inginkan. Semua harus sesuai dengan porsinya.
Harus bisa mandiri dalam menjalani hidup
Sebagai anak pertama sudah pasti akan diajarkan hidup mandiri sedini mungkin, agar tidak selalu merepotkan orang tua terlebih jika memiliki banyak adik.
Banyak hal-hal yang harus dikerjakan tanpa perlu ditemani orangtua. Misalnya, saat mengerjakan PR, atau harus berani pergi kewarung seorang diri.
Jadi saat orang tua kita sedang repot mengurus adik-adik, kita tidak akan menjadi pengganggu. bahkan terkadang anak pertama juga akan dilibatkan untuk membantu mengurus keperluan sang adik.
Dengan terbiasa melakukan hal-hal seperti itu sejak kecil, tanpa sadar akan menjadikan anak pertama menjadi orang yang mandiri dan membuat anak pertama lebih menguasai ilmu bertahan hidup sebagai bekal menghadapi hidup saat dewasa kelak.
Karena pada dasarnya kita memang tidak boleh terlalu bergantung dengan orang lain. Tetapi kita juga harus sadar bahwa setiap orang membutuhkan bantuan orang lain. Jadi lagi-lagi semua harus sesuai dengan porsinya.
Harus menjadi panutan yang baik bagi adik-adik.
Bukan hal yang aneh saat anak pertama seperti diharuskan menjadi sosok yang sempurna. Hal itu dikarenakan anak pertama akan dijadikan contoh kepada adik-adiknya.
Walau terkadang selalu timbul rasa untuk berbuat sesuatu yang aneh atau jahil kepada sang adik tetapi biasanya anak pertama mempunyai naluri untuk selalu bersikap bijak. Karena ia sadar bahwa ia diajarkan untuk menjadi sosok yang patut dicontoh oleh sang adik.
Kabar buruknya terkadang hal itulah yang membuat anak pertama tumbuh dengan rasa ketakutan, takut jika melakukan kesalahan karena tanpa sadar ia merasa terbebani saat harus nampak sempurna.
Padahal dalam hidup tidak pernah ada manusia yang sempurna, setiap kesalahan yang pernah dilakukan seperti sebuah pembelajaran untuk menjadi lebih baik lagi kedepannya.
Selalu diminta menjadi pendengar setia orang tua untuk berkeluh kesah.
Biasanya anak pertama adalah sosok yang lebih dekat dengan orang tua dibandingkan dengan saudara lainnya. Ia dianggap lebih mampu memamahi keadaan dan bisa diajak berbagi.
Tak heran, hal itu membuat orang tua lebih merasa nyaman saat mencurahkan segala sesuatu yang tengah dirasakan kepada anak pertama.
Karena terbiasa menjadi tempat untuk berbagi keluh dan kesah dapat menjadikanmu sosok yang nyaman untuk orang lain mencurahkan isi hatinya dan hal itupun akan membuatmu menjadi orang yang mudah berempati kepada sesama.
Tetapi kadang hal itu juga bisa menjadi boomerang untuk dirinya, terlalu sibuk membuat orang lain nyaman hingga lupa untuk nyaman dengan dirinya sendiri. Waahhh hati-hati yaa, jangan sampai hal itu terjadi.
Merasa bahwa membahagiakan orang tua adalah tanggung jawabnya.
Mungkin setiap anak mempunyai rasa ingin membahagiakan orang tuanya. Tetapi bagi anak pertama hal itu seperti menjadi keharusan. Tanpa disadari terkadang anak pertama sering mengambil peran orang tua yang seharusnya tidak perlu ia lakukan.
Membantu orang tua adalah suatu kebaikan, tapi bukan berarti menjadikan kita harus berperan layaknya seperti orang tua. Karena posisi kita tetaplah seorang anak.
Kita sering lupa bahwa kita tidak akan pernah bisa membahagiakan orang lain sebelum diri kita merasa bahagia. Karena jika terus mengikuti apa yang orang lain inginkan tanpa mengetahui apa yang kita inginkan maka hanya satu yang kita dapatkan. Yaitu, rasa lelah.
Jadi untuk para anak sulung jangan lupa bahagia yaa, agar kamu bisa berbagi kebahagianmu dengan orang lain. Termasuk keluargamu.
BACA JUGA : 5 Pertanyaan Tidak Penting Yang Sering Ditanyakan Orang Indonesia
**
Dari beberapa hal yang dituliskan diatas, tidak berarti menjadi anak pertama tidak bisa untuk bahagia karena kebahagian tergantung dari cara seseorang dalam menyikapi setiap hal dalam hidupnya.
Dan percayalah Tuhan tidak pernah menempatkan kita dalam suatu kondisi tanpa sebuah alasan. Dari setiap hal yang telah kita lalui pasti ada hikmah yang bisa kita ambil.