Strong Man (Sumber: Unsplash.com)

Sehebat Apapun Anda, 3 Hal ini Dijamin Gak Akan Pernah Bisa Anda Dapatkan!

Posted on

Sudah menjadi rahasia umum kalo yang namanya manusia itu sifatnya ingin selalu terlihat lebih daripada yang lainnya. Bahkan untuk sebagian orang, terlihat hebat adalah suatu keharusan. Kenapa? Karena dia membayangkan, seandainya saja saya hebat, punya posisi, dan sebagainya, urusan hidup saya bisa dipermudah. Hingga akhirnya nih, apa-apa yang menjadi keinginannya pun bisa diraih tanpa butuh usaha yang ekstara.

Tapi yang wajib kita ketahui, rupanya ada beberapa hal di dunia ini yang emang mustahil untuk kita capai. Bukan bermaksud untuk mengajarkan pesimis atau yang lainnya. Tapi kenyataannya memang begitu. Dan kita harus terima. Tentunya harus juga bijak menyikapinya.

Strong Man (Sumber: Unsplash.com)

Bahkan nih, sekalipun ada orang yang mengaku super hebat dan kuat di bumi ini. Otot baja tulang besi misalnya. Dijamin dan sudah pasti, hal-hal berikut ini gak bakal pernah ia bisa dapatkan. Penasaran engga nih? Kalo iyaa skuyy aja simak penjelasannya di bawah ini.

Baca juga: Dua Hukum yang Wajib Anda Yakini dalam Hidup!

 

1. Disukai Semua Orang

Sehebat dan seberkuasa apapun kita di bumi ini, tidak akan bisa dan engga akan pernah bisa untuk bisa disukai oleh seluruh manusia. Kenapa? Sebab selera orang itu beda-beda bro! Bisa jadi nih si A emang suka terhadap anda, tapi belum tentu dengan si B. Begitu pun sebaliknya.

Akan Selalu Ada Yang Engga Suka Sama Kita (Sumber: Unsplash.com)

Makanya akan sangat capek bagi siapapun anda yang mengharapkan untuk disukai oleh semua orang. Saat anda memutuskan untuk menjadi orang baik, maka orang jahat engga akan suka. Sebaliknya juga, saat Anda menjadi orang jahat, maka orang yang baik pun engga akan akan suka pada anda. Tapi teteup, jadi orang baik harus jadi pilihan kita semua.

Adan nasehat dan kata-kata hikmah nih dari Imam Syafi’I tentang hal ini. Beliau kurang lebih menyampaikan hal berikut:

“Barang siapa mengira ia bakal selamat dari omongan orang, sungguh ia adalah orang yang tidak waras. Sebab Allah saja tidak selamat dari omongan orang. Ada yang mengatai-Nya tiga. Begitu pula Nabi Muhammad saw. tidak selamat dari omongan orang. Sebab ada yang mengatai beliau tukang sihir dan juga orang gila”.

Jadi sudah pasti dalam kehidupan kita ada saja yang engga suka. Ada aja yang nyinyirin kita. Dan itu wajar saja. Maksudnya jangan sampe kita ambil hati. Apa lagi kalo baper. Rugi banget kita.

Biarkanlah mereka mengeluarkan bualan-bualannya. Tugas kita? Cukup balas ocehan mereka dengan kesuksesan aja. Insya Allah itu sudah cukup membuat mereka bungkam seribu bahasa. Dan saya juga yakin mereka akan malu sendiri.

Hidup Memang Seperti Itu (Sumber: Akademi Bisnis Online)

Dan kita juga gak perlu takut. Soalnya sekalas Tuhan dan Nabi saja ada aja kan yang tidak menyukai. Apalagi kita yang buka siapa-siapa. Makanya cukup senyumin aja sih jika ada orang yang emang kaya gitu mah okaaay!

Nah mungkin cerita hikmah berikut bisa menjelaskan tentang hal ini. Jadi suatu ketika, Lukmanul Hakim mengajak anaknya untuk berjalan ke suatu pasar.

Saat itu beliau mengenderai seekor keledai sementara anaknya berjalan kaki menuntun keledai yang dibawanya itu. Ketika mereka berdua melewati suatu tempat, ia mendengar pembicaraan orang: “Lihat orang tua itu, benar-benar tidak memiliki rasa kasih sayang, anaknya yang kecil dibiarkan berjalan kaki sedangkan dia bersenang-senang menunggang keledai.”

“Wahai anakku, dengarkah engkau apa yang mereka katakan tadi?” tanya Lukmanul Hakim kepada anaknya. “Dengar ayah,” jawab anaknya sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

“Sekarang engkau naiklah ke atas keledai ini, biar ayah yang menuntunnya,” katanya sambil mengangkat anaknya ke atas keledai, lalu mereka meneruskan perjalanan. Engga lama kemudian nih, tiba-tiba sekelompok orang berkata lagi, “Lihatlah… ia anak yang tidak pandai mengenang budi ayahnya yang sudah tua. Mengapa ayahnya yang menuntun keledai sedangkan dia yang masih muda menunggangnya? sungguh sesuatu yang tidak patut,” kata orang-orang tersebut.

“Dengarkah engkau apa yang mereka katakan?” tanya Lukmanul Hakim kepada anaknya. Anaknya mengiyakan pertanyaannya itu. “Sekarang engkau turun dari keledai ini dan kita sama-sama berjalan kaki,” kata Lukmanul Hakim.

Anaknya segera turun dari keledai lalu berjalan bersama beriringan dengan ayahnya menuntun keledai. Belum sempat lam ia berjalan, tiba-tiba mereka bertemu lagi dengan sekelompok orang lainnya. Kemudian berkomentar “Alangkah bodohnya orang yang menarik keledai itu. Keledai itu fungsinya untuk dikenderai dan ditunggangi. Bukan untuk dituntun seperti lembu dan kambing,” kata mereka.

“Dengarkah engkau apa kata mereka?” tanya Lukmanul Hakim kepada anaknya lagi. “Dengar, ayah,” jawab anaknya. Lukmanul Hakim berkata: “Kalau begitu marilah kita berdua naik ke atas punggung keldai ini.”

Engga berapa lama setelah itu, mereka pun mendengar lagi sekelompok orang-orang lain berkata “Sungguh tidak ada perasaan mereka ini, keledai yang kecil ditunggangi berdua!” kata mereka.

Lukmanul Hakim lalu bertanya kepada anaknya, “Apakah engkau dengar apa yang mereka katakan?” Jawab anaknya: “Ya ayah, saya dengar.” “Kalau begitu marilah kita pikul keledai ini,” kata Lukmanul Hakim.

Dengan bersusah payah mengikat keempat-empat kakinya, akhirnya mereka mampu mengangkat keledai itu. Dan dalam keadaan demikian itu mereka mulai berjalan dengan beban memikul seekor keledai. Ketika sejumlah orang melihat mereka berdua memikul seekor keledai, mereka ketawa terbahak-bahak. “Lihatlah orang gila memikul keldai!”

“Dengarkah engkau apa yang mereka katakan?” dia bertanya kepada anaknya lagi. “Dengar ayah,” jawab anaknya. Mereka lalu meletakkan keldai itu ke tanah.

Lukmanul Hakim pun kemudian menjelaskan hikmah di sebalik peristiwa tadi: “Anakku, begitulahlah sifat manusia. Apapun yang kamu lakukan, kamu tidak akan lepas dari perhatian dan pandangan orang lain. Tidak menjadi masalah apakah tanggapan dan sikap mereka benar atau salah, mereka tetap akan mengatakannya.” “Ingatlah anakku bila kamu bertemu kebenaran, jamganlah kamu berubah karena mendengar kata-kata orang lain. Yakinlah pada diri sendiri dan gantungkanlah harapanmu kepda Allah Swt.”

Jadi… kaleum aja yaa kalo ada orang-orang yang nyinyirin kita, anggap aja itu sebagai pelebur dosa okaaayyy!

Baca juga: Ingin Semua yang Dicita-citakan Terwujud? Gunakan 3 Resep Mujarab ini!

 

2. Hidup Tanpa Bantuan Orang Lain

Saya berani pastikan, kalo di dunia ini gak akan pernah ada yang bisa hidup sendirian. Se-anti sosialnya pun seseorang, ia pasti teteup membutuhkan bantuan dari orang lain. Apakah benar begitu? Ya tentu saja.

Sepiring Nasi (Sumber: Unsplash.com)

Misalnya nih untuk urusan makan saja. Untuk bisa mendapatkan hidangan sepiring nasi, kita harus menanam padi terlebih dahulu. Ditambah lagi kalo pengen ditambah sambal. Maka kita juga harus mengambil dulu garam sendiri ke laut, menanam cabai terlebih dahulu, membuat gula aren terlebih dahulu, dan seterusnya wkwk. Ribet engga tuh? Dan Itu baru urusan makan saja. Belum lagi urusan-urusan yang lainnya. Ah gak kebayang deh pokonya.

Apalagi saat kita meninggal dunia. Itu sangat jelas kalo kita butuh bantuan orang lain. Ngeri juga kan kalo seandainya ada orang yang sudah mandi tapi dia bisa mandi sendiri, gali kubur sendiri, dan masuk liang lahat sendiri wkwkwk.

Makanya pantang bagi kita semua untuk merasa sombong. Lepaskan tuh baju jumawamu sekarang juga. Karena sehebat apapun kita. Sekuat apapun kita. Hidup sendirian tanpa bantuan orang lain itu merupakan sebuah kemustahilan.

Jadi mulai dari sekarang, buang tuh dari kamus kehidupan kita kata meremehkan siapapun juga. Apalagi pada orang-orang yang pernah berjasa di bagi kehidupan kita. Tapi kita juga jangan lupa pada orang-orang yang kadang luput dari perhatian kita.

Ada Peran Orang Lain di Kehidupan Kita (Sumber: Instagram @pena_tarim)

Sebut saja mungkin si mbok yang selalu setia untuk menyiapkan sarapan kita. Ibu laundry yang tidak pernah lelah mencuci pakaian kita. Abang pembersih lingkungan (bukan tukang sampah yaa, kurang sopan itu) yang selalu semangat membuat lingkungan kita menjadi lebih nyaman. Dan orang-orang lainnya yang mungkin sering kita lupakan kebaikannya.

Sekecil apapun kontribusi mereka dalam hidup kita. Jangan pernah sungkan untuk mengucapkan terimakasih. Sebab tanpa mereka semua, tidak akan mungkin kita ada di posisi yang sekarang ini. Dan yang pasti, kita gak akan pernah bisa hidup tanpa bantuan orang lain.

 

3. Semua yang Dicita-citakan Menjadi Kenyataan

Normalnya nih, setiap manusia yang ada di bumi ini pasti ingin kalo apa yang menjadi keinginannya itu bisa terwujud semuanya. Dan gamaslah, karena itu memang fitrah. Jadi kalo seandainya kamu engga kaya gitu, coba di cek lagi deh. Jangan-jangan kamu bukan manusia wkwkwk #justkidding.

Milikilah Banyak Target Dalam Hidup, Walaupun Tidak Harus Semuanya Tercapai (Sumber: Unsplash.com)

Tapi kita juga harus siap apabila suatu saat nanti apa yang kita inginkan itu tidaklah kesampaian. Kenapa? Karena hal itu mustahil untuk diraih. Dan itu adalah salahsatu kebaikan dari Tuhan. Loh dimana baiknya? Mungkin akan saya bahas ditulisan selanjutnya yaaa. Tapi untuk saat ini, coba deh resapi pesan yang disampaikan Pak Dahlan Iskan berikut ini yaa.

Jika semua yang kita kehendaki terus kita miliki, darimana kita belajar ikhlas.

Jika semua yang kita impikan segera terwujud, darimana kita belajar sabar.

 

Nah itu dia mentemen 3 hal di dunia ini yang memang mustahil untuk didapatkan oleh siapapun juga. Tanpa terkecuali. Mau dia kaya, miskin, anak sholeh, anak ningrat, konglomerat, dan siapapun juga. Dan kita harus bisa menerima dengan legowo dan lapang dada. Sebab sekalipun kita keukeuh ingin mendapatkan 3 hal itu. Dijamin gak akan bisa. Yang ada malah akan membuat kita stress dan depresi wkwk.

Semoga kita lebih mawas diri dan bisa lebih bijak menyikapi hal-hal yang memang tak seharusnya kita dapatkan yaa. Yang pasti, tetaplah berbuat baik yaaa!!!

Avatar
Lagi belajar istiqomah untuk menulis. Semoga ada manfaatnya yaa :))

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *